Bank Indonesia (BI) menilai peningkatan pertumbuhan ekonomi bukanlah hal yang utama. Melainkan terjaganya stabilitas moneter, termasuk inflasi yang rendah, nilai tukar yang bersaing. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh hingga 6,5 persen (tahun ke tahun/yoy) dalam jangka menengah atau pada 2022 dengan reformasi struktural yang akan meningkatkan produktivitas dan menarik investasi untuk pembiayaan pembangunan.

“Reformasi di fiskal dan reformasi struktural lainnya menunjukkan potensi pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 6,5 persen dalam jangka menengah,” kata Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dalam Laporan Konsultasi Artikel IV untuk Indonesia 2017 yang telah disimpulkan dalam pertemuan Dewan Direktur IMF, Rabu (7/2).

IMF mengapresiasi perekonomian Indonesia dan menyambut baik fokus bauran kebijakan jangka pendek antara otoritas untuk mendorong pertumbuhan, namun juga tetap menjaga stabilitas.

Belanja pemerintah yang dialokasikan ke sektor-sektor prioritas, juga menjadi sorotan IMF, serta pertumbuhan investasi yang banyak meningkatkan sumber pendanaan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia.

IMF menekankan segala proses reformasi fiskal dan reformasi struktural lainnya harus menjadi prioritas, agar pada akhirnya dapat meningkatkan penerimaan negara untuk mendukung kebutuhan pembiayaan pembangunan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid