Nilai tukar rupiah menguat. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) di pekan depan, masih belum tentu akan menguat seperti di akhir pekan ini, meskipun tren USD masih dalam pelemahannya.

Kondisi ini terjadi karena sentimen dari dalam negeri masih belum terlalu kuat untuk bisa mengangkat laju rupiah. Diperkirakan isu holding BUMN tambang kali Ini bisa menjadi ancaman.

“Pergerakan USD kemungkinan akan kembali melemah. Masih adanya penilaian positif terhadap perkembangan ekonomi Eropa memberikan sentimen positif pada EUR sehingga mampu bergerak melampaui USD,” tandas analis pasar uang Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada di Jakarta, Minggu (26/11).

Menurutnya, dengan kondisi itu mestinya bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah. Karena mata uang Asia lain diprediksi bisa menguat. Namun dari dalam negeri masih ada sentimen negatif dari kebijakan holding BUMN tambang ini.

“Ada sentimen dari permasalahan holding BUMN ini terutama holding tambang. Ditambah cenderung melemahnya IPO saham-saham anak BUMN. Kemungkinan bisa menjadi penghalang pergerakan Rupiah, meskipun pekan kemarin belum berdampak,” jelas Reza.

Namun begitu, dia tetap berharap, kenaikan EUR yang terjadi dapat membuka peluang penguatan lanjutan pada Rupiah dimana tentunya didukung oleh imbas masih melemahnya laju USD.

“Tetap cermati dan waspadai berbagai sentimen yang dapat menghalangi potensi penguatan lanjutan pada Rupiah, terutama dari imbas rilis data-data ekonomi di pekan depan,” papar dia.

Dengam kondisi demikian, di memperkirakan laju support Rupiah akan berada pada rentang 13.555 dan resisten rupiah di kisaran 13.487.
Busthomi

Artikel ini ditulis oleh: