Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/15

Jakarta, Aktual.com — Kurs rupiah pada pembukaan Rabu (6/4) pagi naik 26 poin berada di posisi Rp13.195/USD. Rupiah menguat setelah dolar tergerus oleh mata uang Yen.

Kurs dolar AS melemah terhadap yen Jepang di perdagangan New York pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena penurunan saham-saham di seluruh dunia mendorong permintaan pasar terhadap mata uang “safe haven”.

Saham-saham AS berakhir lebih rendah pada Selasa setelah bergerak dalam kisaran sempit. Pasar ekuitas Eropa juga diperdagangkan melemah tajam pada Selasa, dengan indeks acuan DAX Jerman di Bursa Efek Frankfurt jatuh lebih dari dua persen.

Di Asia, saham-saham Tokyo berakhir melemah tajam pada Selasa dengan indeks saham Nikkei terjun ke posisi terendah dalam dua bulan terakhir.

Kemunduran di pasar ekuitas global mendorong kebutuhan para investor untuk aset-aset “safe haven” seperti yen. Mata uang Jepang naik 0,75 persen terhadap greenback pada akhir perdagangan Selasa.

Di sisi ekonomi, Departemen Perdagangan AS mengumumkan Selasa bahwa defisit perdagangan barang dan jasa mencapai 47,1 miliar dolar AS pada Februari, naik 1,2 miliar dolar AS dari angka Januari yang direvisi.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1386 dolar dari 1,1399 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,4151 dolar dari 1,4280 dolar. Dolar Australia turun ke 0,7530 dolar dari 0,7609 dolar.

Dolar dibeli pada 110,43 yen Jepang, lebih rendah dari 111,23 yen pada sesi sebelumnya. Dolar merosot ke 0,9562 franc Swiss dari 0,9587 franc Swiss, dan beringsut naik ke 1,3163 dolar Kanada dari 1,3065 dolar Kanada.

 

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan