Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua DPR RI, Ridwan Bae memberikan teguran kepada Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar terkait kurangnya efektivitas dalam pembangunan desa. Ridwan menyoroti bahwa meskipun pemerintah telah mengalokasikan dana sejumlah ratusan triliun Rupiah untuk Dana Desa, namun pembangunan desa belum mencapai tingkat optimal yang diharapkan.

“Masa uang Rp 335 triliun itu desa kita masih seperti itu adanya, masih biasa-biasa saja,” ujar Ridwan dalam rapat kerja dengan Kementerian Desa PDTT di Gedung DPR, Selasa, (28/11).

Anggota Partai Golkar tersebut menyatakan keheranannya karena hanya mengamati sedikit kemajuan yang terjadi di desa-desa di Indonesia. Menurutnya, kemajuan yang terlihat baru sebatas pembangunan infrastruktur jalan, sementara belum ada perubahan yang signifikan di bidang lainnya.

“Kalaupun ada perubahan yang kecil-kecil aja, seperti jalan desa itu, kalau di pulau-pulau ada paving-paving block, ini perlu dicermati betul,” ujarnya.

Jumlah dana sebesar Rp 335 triliun yang disebutkan oleh Ridwan merujuk kepada Dana Desa yang telah dialokasikan oleh pemerintah selama periode 5 tahun sejak diberlakukannya program Dana Desa. Menurutnya, pemerintah menganggarkan rata-rata sekitar Rp 71 triliun setiap tahun untuk Dana Desa. Dengan demikian, dalam kurun waktu 5 tahun, total dana desa yang telah disalurkan mencapai Rp 335 triliun.

Ridwan berspekulasi bahwa ada beberapa isu yang menghambat optimalisasi Dana Desa, dan salah satu di antaranya adalah masalah kebocoran. Menurutnya, untuk mengakses Dana Desa, Kepala Desa sering kali harus memberikan sejumlah dana tertentu.

“Konon kabarnya ya, saya tidak boleh menuduh,” ujar dia.

Setelah pertemuan tersebut, Abdul Halim membantah bahwa Dana Desa belum memberikan dampak positif pada pembangunan desa. Menurutnya, jika diperhatikan secara cermat, kemajuan di desa-desa Indonesia sudah cukup signifikan.

“Sebenarnya kalau diukur dari kondisi sebelumnya, sebenarnya sangat signifikan,” ujar Abdul Halim.

Menurutnya perkembangan pembangunan desa di Indonesia juga dapat diukur dengan membandingkannya dengan negara-negara lain di kawasan Asean. Dia menyatakan bahwa Dana Desa di Indonesia merupakan yang paling besar dibandingkan dengan negara-negara Asean lainnya.

“Kita punya namanya Asean Village Network, jadi desa desa Asean kita bangun jejaring. Itu dana desanya yang paling besar Indonesia, Indonesia bisa cerita banyak, mereka pada bengong,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Yunita Wisikaningsih