Ketua Panja RUU Perfilman Abdul Kharis berbicara dalam Forum Legislasi dengan topik 'RUU Perfilman' di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/3/2016). Pemerintah dalam waktu dekat segera merampungkan pembahasan revisi Daftar Negatif Investasi (DNI). Hal tersebut untuk membuka kesempatan yang lebih besar bagi pemodal asing berinvestasi lebih di sektor usaha di dalam negeri. Salah satu sektor yang turut direvisi adalah investasi di sektor industri perfilman, mulai dari produksi, distribusi, hingga eksebisi. Foto: Aktual/Junaidi Mahbub

Jakarta, Aktual.com – Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mengatakan bahwa Tantowi Yahya tentunya akan mengundurkan diri dari komisi I sebagai anggota terkait penunjukannya oleh Presiden Jokowi sebagai Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Wellington, Selandia Baru.

“Ya, dia (Tantowi,red) akan mengundurkan diri nantinya,” kata Kharis, di Jakarta, Sabtu (26/11).

Menurutnya, surat presiden soal penunjukan 23 nama Dubes yang telah diterima pimpinan dewan akan dibacakan di sidang Paripurna. Surat tersebut kemudian dilimpahkan kepada komisi I yang menjadi mitra kementerian luar negeri untuk dilakukan uji kelayakan dan kepatutan sebelum kemudian ditempatkan sebagai perwakilan negara.

“Iya informasi yang saya terima, surat sudah di pimpinan DPR. Hanya dibacakan di Paripurna dibahas di rapat badan musyawarah (Bamus) dan dilakukan fit and proper test di komisi I DPR,” pungkas politikus PKS itu.

Untuk diketahui, selain nama Tantowi Yahya, dalam draft nama duta besar yang ditunjuk presiden sebanyak 23 orang untuk 23 negara juga tercantum nama anggota Watimpres yakni Rusdi Kirana, berikut daftar nama yang diterima awak media.

Ambassadors Post for 2017:
1. Tokyo – Arifin Tasrif
2. Athena – Ferry Adamhar
3. Bogota – Priyo Iswanto
4. Canberra – Kristiarto Legowo
5. Dili – Sahat Sitorus
6. Jenewa – Hasan Kleib
7. Kabul – Mayjen Dr. Ir. Arief Rachman (Unhan)
8. Kolombo – Ngurah Ardiyasa
9. Kiev -Prof Dr Yuddy Chrisnandi (mantan Menpan)
10. Manama – Nur Syahrir Rahardjo
11. Roma – Esti Andayani
12. Seoul – Umar Hadi
13. Wina – Darmansjah Djumala
14. New Delhi – Arto Suryo-di-puro
15. Dhaka – Rina Soemarno
16. Amman – Andy Rachmianto
17. Bratislava – Wieke Adiwoso
18. Dar Es Salam – Prof. Radar Pardede
19. Wellington – Tantowi Yahya (golkar)
20. Zagreb – Komjen (pol) Sjahroedin
21. Astana – Rachmat Pramono
22. Tunis – Ikrar Nusa Bhakti (peneliti)
23. Kuala Lumpur – Rusdi Kirana (wantimpres/pengusaha)

(Laporan: Novrizal)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang
Editor: Eka