Jakarta, Aktual.com-Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Mochammad Hekal mengingatkan agar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang baru saja dilantik menggantikan Thomas Lembong, tidak banyak mengumbar janji. Pasalnya, di periode lalu kinerja menteri perdagangan dianggap kurang optimal karena tak mampu mengkontrol harga bahan pokok.

Meski sedikit yakin, ia menghimbau agar Mendag yang baru ini lebih memperhatikan koordinasi dengan kementerian-kementerian terkait. Sehingga, harga-harga pangan bisa lebih stabil.

“Jujur saya enggak terlalu kenal sama beliau, tapi kedengarannya sih arahannya cukup bagus, tinggal apakah bisa di buktikan dan wujudkan itu yang sulit. Karena, yang sering menjadi penyakit, dan selalu dibahas oleh komisi VI yakni adanya perbedaan data yang selalu terjadi di setiap kementerian mitra komisi VI,” ujar Hekal di Jakarta, Minggu (31/7).

Lebih lanjut, Hekal mengungkapkan, perbedaan data selama ini lah yang menyebabkan bergejolaknya harga pasar. Selain itu, kata dia, perbedaan data tersebut juga mengakibatkan harga komoditi di pasar naik turun secara signifikan, seperti yang dialami oleh kementrian perdagangan dan kementrian pertanian.

“Seperti yang dialami oleh menteri pertanian waktu itu, yang bilang tidak usah import beras, tetapi ketika telat disadari akan berakibat pada telatnya reaksi menteri perdagangan untuk melakukan pengadaan barang. Dan ketika barang membanjiri untuk menstabilkan harga di pasar akan selau sensitif dengan timing, dan bila pelaksanannya telat harga akan bergejolak, dan mengakibatkan harga komoditi di pasar akan naik turun secara signifikan, kordinasi ini yang belum terlihat dalam dua tahun ini,” ungkap dia.

Karenanya, dirinya sangat menantikan sepak terjang mantan ketua umum REI (Real Estate Of Indonesia) itu sebagai menteri perdagangan. Ia berharap agar mendag yang baru itu tidak melakukan kesalahan – kesalahan yang sama seperti menteri sebelumnya. Diaman, suka menebar janji ke masyarakat.

“Nah tinggal kita uji apa pak Enggar di perdagangan lebih tepat atau tidak, walaupun hasilnya baru terlihat nanti. Yang terpenting tidak  sampai melakukan hal yang sama seperti pada menteri sebelumnya yang berjanji ingin menurunkan harga pada bulan puasa, tetapi tidak tercapai. Karena hal yang aneh baru duduk terus sudah mengumbar janji, dan akan sayang jika tidak tercapai,” tutup Hekal.

Artikel ini ditulis oleh: