Jakarta, Aktual.com – Ekonom dan Co-Founder Dewan Pakar Institute of Social Economics and Digital (ISED) Ryan Kiryanto meminta adanya upaya serius dalam mengendalikan inflasi di tingkat daerah.

Menurut dia, upaya serius itu mencakup perluasan kerja sama antar pemerintah daerah (pemda), terutama untuk daerah yang surplus dan defisit pangan, sehingga ketersediaan komoditas di masing-masing daerah akan terjaga.

“Misalnya, kabupaten A surplus beras dan kabupaten B defisit beras. Lalu, bupati A kirim ke bupati B sesuai kebutuhan, sehingga tidak terjadi gejolak harga di kabupaten B dan inflasi bisa ditekan rendah, begitupun sebaliknya,” kata Ryan saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Jumat (16/9).

Selain itu, ia mengatakan para pemangku kepentingan perlu turun langsung ke lapangan dalam melaksanakan operasi pasar, untuk memastikan keterjangkauan harga komoditas.

“Bank Indonesia (BI) dan pemda harus rajin turun ke lapangan atau bahasa saya ronda, untuk mengontrol jangan sampai ada permainan,” kata Ryan.

Dia juga menyebut setiap pemda juga harus mulai mengimplementasikan penyusunan neraca komoditas pangan strategis, sehingga sisi permintaan atau demand akan menjadi lebih terjaga.

“Jadi, berapa produksinya, berapa permintaannya. Kalau permintaannya melebihi produksi, maka produksi ditingkatkan,” kata Ryan.

Ryan melanjutkan pemerintah perlu terus memperkuat infrastruktur maupun sarana dan prasarana penyimpanan produk hasil panen, terutama di daerah sentra produksi.

“Moda transportasi harus mulai ditingkatkan, konektivitas, logistik harus ditingkatkan. Dengan kecepatan logistik, harga sampai konsumen tidak tinggi,” kata Ryan.

Dia mengatakan koordinasi antar pemda merupakan hal yang penting, baik dalam kerangka kerja Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) maupun Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Selanjutnya, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) perlu menjadi koordinator atau dirigen dalam upaya menyeimbangkan sisi supply dan demand di setiap daerah.

Apabila berbagai upaya pengendalian inflasi itu dilakukan serius, Ryan memperkirakan inflasi tahun ini akan berada di kisaran 4-5 persen secara year on year (yoy), atau sedikit di atas target Bank Indonesia yang sebesar 3 persen plus minus satu persen (yoy).

“Dugaan saya inflasi kita sedikit di atas target BI 3 persen plus minus satu persen. Karena kenaikan harga BBM kemarin, inflasi kita antara 4 sampai 5 persen sampai akhir tahun,” kata Ryan.

Seperti diketahui, pemerintah sedang melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi di tingkat daerah.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: As'ad Syamsul Abidin