Jakarta, Aktual.com —  Mantan Menteri Keuangan RI Fuad Bawazier mengatakan bahwa rusaknya perekonomian Indonesia saat ini diakibatkan oleh langkah sembrono Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diawal masa jabatannya. Padahal pada saat itu meski tinggi namun harga minyak dunia sedang berada pada tren pelemahannya. Salah satu akibatnya, saat ini Rupiah pun anjlok menembus level Rp14.100 per USD.

“Saat harga BBM naik, barang pokok ikut naik. Lalu listrik dan gas ikut naik. Akibatnya daya beli masyarakat menurun. Meski kemudian Pemerintah sadar, dan harga minyak diturunkan kembali, namun harga barang-barang sudah terlanjur naik, tidak ikutan turun,” kata Fuad di Jakarta, Rabu (2/9).

Ia menjelaskan, seharusnya Pemerintah paham bahwa perekonomian Indonesia digerakkan oleh konsumsi masyarakat.

“Cadangan devisa kita sekarang tidak beda jauh dibanding kondisi di tahun 1998 jika dilihat dari perbandingan ratio. Kalau saja waktu itu BBM tidak dinaikan tentu tidak akan serusak ini,” imbuhnya.

Ia juga menyayangkan pernyataan Pemerintah yang kerap membandingkan pelemahan ekonomi Indonesia dengan negara tetangga lainnya.

“Pemerintah sering bilang ekonomi kita masih kuat ketimbang negara lain, okelah Malaysia lebih parah dari kita. Tapi coba dilihat di sana sudah banyak PHK seperti kita ga?. Aneh, masa kita bersaing dalam sakit-sakitan, bukan sehat-sehatan,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka