Menlu Retno Retno Lestari Priansari memberikan keterangan pers terkait isu "miring" kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat di Jakarta, Sabtu (7/11). Retno menyatakan pemerintah tidak pernah menggunakan jasa pelobi dan membayar 80 ribu dolar AS untuk mengatur kunjungan Presiden ke Amerika Serikat guna bertemu Presiden Barack Obama beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/15.

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah Indonesia menegaskan tidak akan menggunakan opsi memberikan uang tebusan untuk membebaskan empat WNI lain yang masih disandera kelompok bersenjata di Filipina.

Menlu Retno Marsudi mengemukakan, Pemerintah RI saat ini masih terus lakukan pemantauan terhadap lokasi penyanderaan empat Anak Buah Kapal (ABK) TB Henry yang disandera 15 April lalu.

“Pemerintah tidak akan mengeluarkan uang tebusan, tetapi lokasi keempat ABK yang disandera itu terus dipantau dari waktu ke waktu,” ujar Retno, di Jakarta, Senin (2/5).

Kata dia, berbagai cara dan strategi akan dilakukan untuk bebaskan empat WNI tersebut. “Semua opsi terbuka,” kata dia.

Diketahui, penyanderaan empat WNI ABK TB Henry terjadi setelah sebelumnya pada 23 Maret terjadi penyanderaan terhadap WNI ABK Brahma-12.

Awalnya, ada 10 ABK di TB Henry yang disandera. Berkat patroli militer Malaysia, enam ABK berhasil diselamatkan. Tapi empat lainnya dibawa kabur ke perairan Tawi-tawi, Filipina. Saat kejadian, kapal TB Henry sedang menarik kapal tongkang Cristy dalam perjalanan dari Filipina ke Kalimantan.

Artikel ini ditulis oleh: