Dikatakan Suhendi, keenam anggota keluarganya telah melakukan “ratiban” sebagai acara syukuran atas rencana keberangkatan untuk umroh ke Tanah Suci sejak awal Januari 2017, namun sampai Agustus 2017 belum ada kejelasan pemberangkatan.

“Awalnya First Travel mengundur keberangkatan karena terjadi pengurangan kuota dari Saudi Arabia, kemudian keluarga saya yang ingin berangkat sesuai dengan jadwal dimintai uang lagi Rp2 juta dengan alasan untuk sewa pesawat. Sampai waktu yang dijanjikan, belum ada jadwal pemberangkatan umroh yang jelas,” katanya.

Korban lainnya warga RT04 RW09 Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, Kunut (75), mengaku mulai mengalami permasalahan kesehatan yang mengakibatkan penurunan stamina.

“Pikiran saya puyeng kalau ingat umroh. Badan saya sepertinya butuh dirawat karena kurang enak terus,” katanya.

Kunut menyetorkan dana total Rp32 juta untuk keberangkatan umroh bersama sang istri ke Tanah Suci.

“Uangnya juga dikumpulin dari arisan. Bulanannya sampai sekarang harus saya bayar,” katanya.

Kunut bersama keluarganya hanya berharap uang setoran umroh yang diberikan kepada First Travel bisa dikembalikan secara utuh.

“Kami cuma ingin uangnya dikembalikan saja utuh untuk keperluan lain,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka