Sidang itu mengagendakan pembacaan pledoi kedua terdakwa terkait kasus dugaan suap tiga hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan.

Jakarta, Aktual.com — Evy Susanti, yang merupakan istri Gubernur Sumatera Utara nonaktif Gatot Pujo Nugroho menangis saat membacakan nota pembelaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Dia pun terlihat meneteskan air matanya itu untuk sang suami.

“Saya tidak pernah menangis sejak saya ditahan sampai sekarang. Ini air mata saya kepada suami saya, karena saya tahu saya tidak ingin menambah beban pikirannya. Saya sadar dengan keluar (dari gedung KPK) memakai rompi oranye ini kami dijadikan sebagai efek jera, kami harus kuat menghadapi media,” kata Evy yang menangis sambil berdiri membacakan nota pledoi di pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (24/2).

Gatot yang duduk di samping Evy berupaya menenangkan istrinya dengan mengusapkan tangan ke punggung sangi stri. Dalam perkara ini, Evy dituntut penjara selama 4 tahun, sedangkan suaminya Gatot Pujo Nugroho dituntut 4,5 tahun penjara ditambah denda masing-masing Rp200 juta karena menyuap hakim dan panitera PTUN Medan senilai total 27 ribu dolar AS dan 5 ribu dolar Singapura serta menyuap Sekjen Partai Nasdem Patrice Rio Capella sebesar Rp200 juta.

“Tidak akan saya lupakan seumur hidup saat saya dan suami saya ditetapkan sebagai tersangka KPK. Sebelum ditahan, saya bertanya ke penyidik, kapan saya ditahan? Kalau saya cukup bukti untuk ditahan saya siap. Penyidik-penyidik yang manusiawi dan tidak pernah membuat saya tertekan membolehkan saya bertemu dengan suami yang sedang diperiksa dekat ruangan saya. Dengan segenap kekuatan saya temui suami,” ujar Evy menceritakan hari penahanan mereka di KPK.

Evy mengaku ingin menangis saat itu tapi berusaha menahan air matanya. “Dengan menahan air mata dan hari itu adalah hari terberat seumur hidup saya. Ingin saya menangis dan menumpahkan segala kesedihan kepada suami saya, tapi saya sadar tidak bisa bersikap demikian sehingga saya mengatakan ke suami saya ini bukan akhir segalanya. Kita harus kuat bahwa Allah punya rencana untuk kita. Innalilahi. Allah akan memberikan sesuatu yang lebih baik.”

Namun Evy mengaku kesal foto-foto dirinya dan Gatot malah dijadikan olok-olok di media sosial. “Foto-foto kami dijadi meme dan bahan lelucon di media sosial. Masyarakat menghina dan menghujat dengan kata-kata tidak layak tanpa memperdulikan perasaan orang lain dan dalam waktu singkat menyebar. Ini yang menyakitkan saya dan hati anak-anak saya, media sosial lebih banyak men-‘share’ berita buruk. Kami jadi santapan media, kebersamaan kami tidak luput dari media, semua jadi serba salah.”

Evy pun mengucapkan permintaan maaf kepada Gatot yang menikahinya pada 2013, tahun yang sama saat Gatot terpilih menjadi Gubernur Sumut. “Suamiku Gatot, imamku, ini permohonan maafku. Kurang lebih 6 bulan hidup terpisah, maafkan tidak bisa berbakti untuk memenuhi kebutuhanmu seperti sebelumnya. Tak berapa lama lagi kita terpisah jarak dan waktu semoga kita tetap bisa menguatkan. Insya Allah dengan lebih tenang dan damai percayalah, aku selalu berdoa kiranya kita tetap bisa saling mencintai saat dekat, saling mengingatkan kala bahagia, dan saling menyempurkanakan dalam ibadah.”

Evy yang berlatar belakang sarjana hukum itu pun memohon agar majelis dapat menghukumnya dengan ringan. “Saya menyadari dan menyesali kesalahan yang kami lakukan, pada kesempatan ini kami minta maaf. Besar harapan saya majelis memutus perkara dengan seadil-adilnya dan seringan-ringannya kepada kami agar kami bisa berkumpul dengan anak-anak dan orang tua.”

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu