Jakarta, Aktual.com — Industri ‘halal’ menjadi bisnis yang menggiurkan. Para pemasar menempatkan strategi pemasaran ke dalam pemahaman umat Islam yang sebenarnya tentang ‘halal’. Yang mana bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan preferensi konsumen Muslim.

Seperti dituliskan pada laman Mvslim.com, halal mengacu terhadap berbagai hal atau tindakan yang sesuai dengan syariah atau hukum Islam. Dengan kata lain, memberikan umat Muslim bimbingan dalam menentukan produk atau jasa, memenuhi hukum dan norma-norma Islam.

Namun sayang, masih ada kesalahpahaman terus-menerus dari keberadaan ‘sesuatu’ yang halal, karena hanya dijadikan sebagai referensi untuk apa yang diperbolehkan oleh seorang Muslim baik untuk konsumsi.

Halal menjadi gaya hidup. Ini adalah parameter yang terkorelasi serta dirancang untuk bidang kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan manusia. Dengan seperangkat praktek, lifestyle Islami memberikan Muslim petunjuk tentang tema yang berbeda seperti makanan, kosmetik, farmasi, logistik, pakaian, keuangan, perhotelan dan perbankan. Dan, kata halal menjadi kesuksesan bisnis utama bagi banyak perusahaan internasional.

Sama seperti gaya hidup lainnya, sebuah branding pun juga harus berkomitmen dan terbuka untuk berinvestasi dalam dunia halal. Hal ini dapat dilakukan dengan menawarkan produk ‘ramah’ dengan konsep versi Muslim.

Di Belgia, ada sirup buah terkenal “Sirop de Liège” yang terbuat dari apel yang direbus. Dan, juga sirup yang terbuat dari buah pir. Yang mana memperkenalkan sertifikasi yang halal sejak bulan Agustus 2015. Langkah cerdas ini menginformasikan kepada konsumen Muslim bahwa produk tersebut tidak mengandung bahan-bahan yang dilarang di bawah prinsip-prinsip Islam.

Tak hanya itu, 1.200 produk Belgia lainnya sudah mengakuisisi sertifikasi halal, termasuk kentang goreng, wafel, burger, bir non-alkohol, dan cokelat.

Sebagai contoh ini menggambarkan, bahwa halal dapat sangat bermanfaat untuk menjangkau konsumen Muslim dengan menawarkan gaya hidup yang sesuai dengan kebutuhan pribadi mereka.

Jika perusahaan berhasil dalam memperkenalkan gaya hidup ini dalam kebutuhan pasar yang transparan, itu akan membuktikan bahwa mereka memiliki kepentingan dalam ‘mengambil’ hati para konsumen. Sebuah contoh yang benar dari strategi pemasaran, di mana halal merupakan pemenangnya.

Artikel ini ditulis oleh: