Jakarta, Aktual.com – Hari ini merupakan hari terakhir digelarnya eksibisi Gelar Batik Nusantara (GBN) yang diadakan Yayasan Batik Indonesia.

Ketua YBI sekaligus Ketua Panitia “Batik Nusantara 2015″ Ratna Djoko Suyanto menjelaskan, acara GBN yang bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai batik nusantara.

“Di sini kami juga mengedukasi mengenai sejarah batik, dan ragam macamnya,” jelas Ratna, Minggu (28/6).

Contoh yang diberikan oleh Ratna adalah tips membedakan batik asli. “Kalau batik asli warnanya itu bolak balik. Kalau diprint dia hanya atasnya saja, bawahnya tetap saja putih. Terlebih saat dipegang akan terasa tekstur keasliannya,” ungkapnya.

Ratna pun menjelaskan beberapa model batik. Ada macam-macam batik, ada batik pesisir yaitu batik dari daerah pesisir seperti Pekalongan dan Madura. Ada juga batik yang sudah terakulturasi dengan negara penjajah, misalnya seperti batik Cirebon ada motif orang jepangnya atau kembang sakura.

‘Ada juga batik yang dikombinasi dari Belanda jadi ada tulipnya, dan masih ada beberapa lainnya,” tutur Ratna.

Harga batik yang dipamerkan di GBN pun beragam. Mulai Rp300ribu sampai puluhan juta.

Salah satu yang dikenalkan oleh Ratna di Pameran batik tersebut adalah milik GBAY Murywati, yang tak lain merupakan putri Sultan Hamengkubuwono IX.

“Beliau membuat batik berdasarkan motif batik yang dipakai oleh orang-orang jaman dahulu. Ia merepro batik yang berumur ratusan tahun agar bisa digunakan di masa kini,” jelasnya

Tak hanya itu saja, Ibu Wati juga meluncurkan buku yang berjudul ‘Batik Yogyakarta’ buku ini merupakan kumpulan batik di Jogja mulai dari ratusan tahun lalu jaman kerajaan hingga jaman modern.

Ratna berharap batik akan terus hidup dalam berbagai generasi terutama generasi muda. “Karena jika generasi muda sudah menggunakan batik, maka ke depannya pasti batik akan terus berkembang pesat.”

Artikel ini ditulis oleh: