Gianyar, Aktual.com – Kabar duka datang dari kelompok suporter The Jakmania. Salah satu anggota mereka mengembuskan nafas terakhir setelah dikeroyok usai menyaksikan pertandingan Persija Jakarta melawan Bali United.

Suporter bernama Agen Astava (20) tewas dikeroyok ratusan orang yang diduga suporter Persib Bandung, Viking. Pengeroyokan ini terjadi di perempatan lampu merah Cibitung, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi pada Minggu 22 Mei 2017 malam lalu.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade mengaku belum tahu persis kejadian tersebut. Hanya saja ia telah mendengar meninggalnya satu anggota Jakmania usai laga yang digelar di Stadion Patriot Chandrabraga tersebut.

“Saya belum tahu persis, tapi saya mendengar ada Jakmania yang meninggal karena perkelahian di luar area pertandingan, sangat jauh di Cikarang kira-kira 30 kilometer,” kata Gede ditemui di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Selasa (23/5).

Ia mengaku telah memerintahkan Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan bersama pengurus The Jakmania untuk mendatangi rumah duka.

“Tadi saya sudah perintahkan teman-teman Panpel bersama pengurus Jakmania untuk datang ke rumah duka memberikan santunan dan bela sungkawa yang sebesar-besarnya kepada keluarga yang ditinggalkan,” ucapnya.

Tak hanya itu, Gede juga meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Ia berharap ketegasan dari aparat kepolisian, oleh karena kematian suporter fanatik Macan Kemayoran itu murni tindak pidana.

“Saya minta polisi bertindak tegas karena ini bukan lagi main-main, ini pidana murni. Jakmania selama ini sudah sabar, selalu mengalah. Tidak ada flare kita ikuti, tertib kita ikuti, semua kita taati peraturan itu. tapi akhirnya ada nyawa yang melayang. Saya minta ini ditindak tegas,” desak Gede.

Gede tak mau lagi ada korban melayang yang jatuh akibat sepakbola. Ia meminta kepada pihak keamanan agar menjaga betul Jakmania selama pertandingan berlangsung hingga kembali ke Rumah masing-masing.

“Jangan sampai ada peristiwa serupa lagi. Jangankan meninggal, luka saja tidak boleh. Saya mau polisi mengusut tuntas dan menindak pelakunya sebagai efek jera,” tegas dia.

Gede sendiri selalu mengantisipasi insiden seperti dimaksud. Setiap laga kandang Persija, Gede berkoordinasi dengan pihak keamanan agar situasi tetap kondusif. Ia mengaku ribuan personel gabungan aparat TNI dan Polri disebar di beberapa titik yang dianggap krusial.

“Di setiap pertandingan kami mengerahkan dua ribu aparat keamanan gabungan baik TNI maupun Polri. Mereka menjaga hingga radius 20 kilometer dari areal pertandingan. Kita sudah antisipasi itu. Tapi rupanya ini terjadi juga. Sekali lagi kami minta diusut tuntas,” demikian Gede.

(Bobby Andalan)

Artikel ini ditulis oleh: