Jakarta, Aktual.co — Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berusaha mendorong peningkatan realisasi investasi dari investor Jepang dengan meminimalkan hambatan yang ada. Salah satunya yaitu menggelar dialog dengan investor Jepang.

“Dialog ini bertujuan untuk mengetahui kendala apa saja yang sedang dihadapi oleh investor Jepang dan apa yang bisa dilakukan pemerintah agar rencana investasi yang sudah ada persetujuannya bisa direalisasikan,” ujar Deputi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis dalam keterangan resminya, Rabu (3/6).

Lebih lanjut dikatakan dia, ada tiga hal utama yang dikeluhkan oleh investor Jepang untuk berinvestasi di Indonesia, yaitu pembebasan lahan, impor bahan baku, dan penggunaan tenaga kerja asing.

Azhar juga mengatakan BKPM menyediakan Marketing Officer untuk mendampingi proses investasi dari mulai mengajukan perizinan sampai realisasi. Adapun sektor tertentu yang dilakukan pendampingan oleh MO tersebut hanya untuk sektor strategis seperti industri pengolahan, industri hilirisasi (mineral dan pertanian), pembangkit listrik, infrastruktur, industri padat karya, industri ekspor, dan industri subtitusi impor.

“Tidak ada realisasi maka tidak ada penyerapan tenaga kerja, tidak ada penambahan produksi barang dan jasa, tidak bisa menggerakkan perekonomian.” pungkasnya.

Berdasarkan data BKPM, pada kuartal pertama 2015 investasi Jepang berada di peringkat 2 dengan nilai USD1.2 milair yang terdiri dari sektor primer USD40.4 juta, sektor sekunder USD699.9 juta dan sektor tersier USD467.3 juta. Dari nilai tersebut nilai realisasi investasi baru sebesar USD771.4 juta dan perluasan investasi sebesar USD436.2 juta.

Artikel ini ditulis oleh: