PJS Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (PPP) Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat (tengah), berbincang dengan Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Indonesia (PPP) Sudarto saat membuka Mukernas III Partai Persatuan Indonesia (PPP) Muktamar Jakarta di Gedung Galeri, Jakarta, Kamis (15/11/2018). Tema Mukernas PPP Muktamar Jakarta tersebut "Revitalisasi Marwah Partai Warisan Ulama Untuk Bangsa", dihadiri 34 DPW seluruh indonesia, tokoh senior partai dan empat organisasi massa pendiri PPP fusi 1973. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Muktamar Jakarta, Humphrey R Djemat menegaskan bahwa partai berlambang Ka’bah ini kembali bersatu dan bangkit dari keterpurukan pasca perpecahan yang terjadi kemarin.

Ia menilai dengan berbagai pengalaman sejarahnya untuk kembali pada khittah perjuangan sebagai sebuah partai politik (Parpol) berbasis Islam, yakni prinsip ibadah, akhlakul karimah, prinsip musyawarah, dan prinsip istiqomah.

“Berkaitan pemilihan umum serentak tahun 2019, bagaimana kita menyatukan kembali atau islah PPP yang saat ini masih pecah,” kata Humphrey dalam sambutannya pada pembukaan Mukernas III PPP, di Jalan Talang, Jakarta Pusat, Kamis (15/11).

Sementara itu, terkait Pemilu serentak 2019, Humphrey mengatakan jika semua Parpol harus berkompetisi untuk meraih parliamentary threshold (PT) 4 persen. Karena itu, ia menegaskan, dirinya tidak ingin satu-satunya partai yang merupakan warisan ulama, hilang termakan sejarah.

“Kami mengajak semua unsur PPP mulai dari pendiri, tokoh senior, pengurus dan para ulama membantu menyatukan kembali PPP agar menjadi PPP yang utuh dan nyata, bukan sebagai sejarah dan kenangan semata,” papar dia.

Atas pertimbangan itu, maka tidak ada pilihan lain bagi PPP selain kembali menguatkan asas dan nilai-nilai Islam, begitu juga, menguatkan peran ulama dan mendengarkan ulama.

“Pemikiran dasar tersebut sesuai tema mukernas ini. Semua ini akan dibicarakan terbuka agar Mukernas menghasilkan suatu yang kuat,” pungkasnya

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan