Di sisi lain, Hendrajit meyayangkan skema politik yang dimainkan gerakan buruh di Indonesia setiap kali memasuki tahun politik lima tahunan yang tidak ada perubahan. Ia menilai, skema politik yang dilakukan gerakan serikat pekerja industri itu di 2019 tidak jauh berbeda alias sama saja ketika di Pemilu 2014 kemarin.

“Kalau buruh sih begitu-begitu saja, actor-aktor besarnya tidak jauh beda, tinggal aliansi yang terbangun antar mereka itu pengennya seperti apa dan deal kemana. Polanya masih sama, tinggal bagaimana nantinya big-big bos (ketua partai hingga founding) ini yang nanti menentukan skemanya seperti apa Pemilu ke depan, apa itu head to head seperti 2014 atau bentukanya tiga calon dengan adanya poros ketiga,” ujar Hendrajit.

Ia pun tidak heran bila kemudian antara konfederasi gerakan buruh kemudian terpecah setiap kali dalam menentukan arah politiknya. Hendrajit justru menyayangkan, buruh yang tidak bisa menyatu membentuk aliansi strategis ketimbang memilih koalisi yang sifatnya jangka pendek.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang