Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan saat mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). Debat itu mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Pouyono menilai banyak pihak yang terus berupaya mengadu domba Prabowo dengan Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, pasca-putusan Mahkamah Konstitusi.

“Banyak lelembut-lelembut, siluman yang ingin menghancurkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, dengan cara terus mengadu domba Prabowo dan Jokowi, Ibu Mega dan Prabowo, serta antara Gerindra dan PDI Perjuangan pasca putusan MK,” kata Arief dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (30/6).

Dia mengatakan banyak yang takut apabila Gerindra, PDI Perjuangan, Golkar dan PKB bersatu untuk melakukan pembenahan pemerintahan agar lebih baik lagi.

“Prabowo dan Ibu Mega itu sangat dekat secara pribadi dan bersahabat kental. Prabowo itu paling suka kalau makan nasi Goreng yang dimasak Ibu Mega, dan Prabowo itu sangat menghormati ibu Mega,” ujar dia.

Dia menilai banyak yang terus mempermasalahkan tidak adanya ucapan selamat dari Prabowo-Sandi kepada pemenang Pilpres 2019 Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Padahal, kata dia, Prabowo-Sandi yang mewakili Gerindra sangat menghormati dan patuh dengan putusan Mahkamah Konstitusi tentang sengketa Pilpres.

“Padahal makna menghormati dan patuh terhadap putusan MK itu jauh lebih tinggi nilainya daripada sekedar mengucapkan selamat,” ujar Arief.

Menurut dia, Joko Widodo sebagai figur orang Jawa juga akan lebih senang dan bangga dengan penghormatan yang dilakukan Prabowo-Sandi terhadap putusan MK.

Karena hal tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa Pilpres sudah berjalan secara demokratis dan tidak ada kecurangan karena sudah diuji oleh MK secara konstitusional.

Dia mengajak seluruh elemen yang mencintai NKRI untuk bersatu padu melawan para pihak yang selalu membuat gaduh.

“Pesta demokrasi sudah usai dan syukur kepada Allah karena negeri kita selamat dari perpecahan,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan