Malang, Aktual.com – Getah jarak (Jatropha multifida) dapat dimanfaatkan untuk dunia kedokteran, yakni sebagai bahan alternatif benang jahit operasi. Karena getah jarak memiliki kemampuan lebih cepat menutup luka.

“Berdasarkan analisa bahan, getah jarak mengandung senyawa anti radang dan anti nyeri, memiliki kemampuan lebih cepat untuk menutup luka, bahkan cara ini telah dimanfaatkan masyarakat di Indonesia sebagai penutup luka sejak lama,” kata salah seorang mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang yang meneliti khasiat getah jarak, Siti Nurjanah, Jumat (19/6).

Getah jarak yang diubah menjadi bahan alternatif benang jahit operasi itu ditemukan oleh lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC).

Kelima mahasiswa itu adalah Siti Nurjannah (Kedokteran Hewan, 2011), Andri Julianto (Kedokteran Hewan, 2011), Yumeida Noor Ilma (Kedokteran Hewan, 2011), Ahmad Aufal Marom (Teknik Industri, 2013), dan Mohamad Rifan (Hukum, 2013).

Lebih lanjut, Siti mengatakan penggunaan benang jahit operasi sintetik asal Cina, India dan Eropa yang ada di pasaran masih terbilang mahal. Sebagai gantinya, dokter menggunakan benang jahit operasi yang terbuat dari usus hewan.

Namun, produk ini menyebabkan radang dan mudah larut. Berdasarkan analisa bahan, getah jarak mengandung senyawa antiradang dan antinyeri yang tidak hanya dapat menutup luka, tapi juga dapat membantu kesembuhan luka lebih efektif dari benang jahit operasi lainnya.

Bahan benang jahit operasi JOS yang terdiri dari getah jarak, polivinil alkohol, asam glikolat, aquades, dan asam sitrat dicampur lalu diaduk hingga homogen dengan panas 70 derajat C. Larutan kemudian dicetak dan didiamkan hingga kering.

Setelah itu dilakukan uji kualitas dengan melakukan uji tarik, uji FT-IR dan uji kelarutan. Benang yang dihasilkan memiliki penampakan fisik bening dan lentur.

Hasil uji kekuatan dengan uji tarik sebesar 8 Newton tersebut lebih kuat dibandingkan benang komersil yang hanya sebesar 5,2 Newton. Hasil dari uji FT-IR menunjukkan gugus fungsi karbonil, gugus alkana, dan gugus hidroksil, sehingga mempunyai sifat mudah terbiodegradasi.

Artinya, benang dapat terdegradasi dalam tubuh dan menghasilkan produk akhir yang tidak beracun. Adapun untuk uji kelarutan, sampel dapat larut sempurna dalam PBS setelah 12 hari.

Bahan ini akan terus dirancang memenuhi syarat sifat fisik sesuai SNI 16-3346-1994 tentang “Benang Operasi Terserap Sekali Pakai” dan USP 29-NF 24 tentang standar produk benang.

Siti Nurjannah menambahkan, benang getah jarak ini masih harus melalui beberapa proses penyempurnaan dan pengujian.

“Kami akan melakukan uji daya simpan atau kedaluwarsa dan uji reaksi jaringan dan setelah sempurna, Indonesia tidak perlu lagi impor benang jahit operasi lagi,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh: