Pengunjung melintas di depan layar bergambar revolusi digital saat pameran Indonesia Celluler Show, Jakarta, Jumat (2/6). Telkomsel sebagai salah satu perusahaan plat merah membangun ekosistem dalam hal network atau jaringan meluncurkan proyek Langit Nusantara. Sebuah pembuktian terhadap masyarakat Indonesia tentang keberadaan jaringan broadband nya di seluruh Indonesia.Aktual/Tino Oktaviano

Raja Ampat, Aktual.com – Go Digital be The Best! Itu bukan sekedar tagline untuk memperkuat branding. Juga bukan serupa dengan jargon politik menjelang Pilkada untuk memperoleh simpati. Go Digital itu semacam keniscayaan yang cepat atau lambat, disadari atau tidak, dicintai atau dibenci, akan terjadi. Pilihannya hanya: Ikut berseluncur atau terlempar? Nah, Raja Ampat nun jauh di Papua sana sudah memutuskan untuk Digital Friendly.

Guna memberi kemudahan akses telekomunikasi baik data maupun voice, Pemda Raja Ampat, Papua Barat menggandeng Telkomsel untuk membangun infrastruktur di Pulau Pianemo. Dengan begitu akses internet dan sinyal komunikasi di sana bisa maksimal. Tujuannya adalah, memanjakan wisatawan dengan koneksi yang kuat, sinyal yang bagus.

”Di Kota Raja Ampat memang sudah ada Telkomsel, namun di Pulau tempat berwisata belum ada. Nah, kami sudah berkoordinasi dengan Telkomsel, sesuai arahan Pak Menteri saat berkunjung ke pulau kami, yang tersohor yakni Pianemo Raja Ampat, maka kami dan Telkomsel akan memasang 18 titik baru Telkomsel di pulau-pulau yang ada di Raja Ampat, bulan depan. Ini semakin memudahkan wisatawan dalam berkomunikasi dan mengeksplor keindahan kami,” ujar Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati.

Bupati yang biasa disapa Faris itu juga menambahkan, ini tidak lain usaha pemerintah daerah untuk terus mendukung program Kementerian Pariwisata yang meminta kepada seluruh potensi wisatawan daerah agar bisa memanfaatkan Go Digital sebagai sarana untuk berkomunikasi dan berpromosi dalam mengembangkan potensi wisata.

”Raja Ampat mendunia karena sosial media. Keindahan Pianemo terpublish itu karena wisatawan menyebar di Instagram, di Facebook, di Youtube, di Twitter di semua sosial media yang akhirnya dilihat oleh masyarakat luas. Dengan penambahan jaringan, maka peluang itu semakin terbuka di sosial media. Kita akan menjaga nama besar Raja Ampat terus di udara,” ujarnya.

Untuk mendukung Go Digital di tubuh internal pemerintah daerah persiapannya juga tidak main-main, di bawah komando Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Raja Ampat, seluruh pelaku usaha dan pariwisata di Raja Ampat dikumpulkan dalam acara Capacity Building untuk pengembangan potensi pariwisata di Raja Ampat bekerjasama dengan Bank BNI di Hotel Puyakamengge, Waisai Raja Ampat, Kamis (20/10) yang lalu.

”Kami menggenjot para pelaku usaha wisata di Raja Ampat agar melek go digital. Pemda Raja Ampat sudah memerintahkan seluruh stake holder pariwisata dan pelaku pariwisata melek tekhnologi dan mulai fokus memainkan sosial media dengan rajin mengaplod dan meng-up date semua tentang keindahan Raja Ampat,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat Yusdi Lamatenggo.

Maka dari itu, masih kata Yusdi, pihaknya sudah mengemas website official yang dirawat sejak lama. Alamat website resminya adalah www.officialrajampat.com. Selain itu dalam waktu dekat ini terobosan akan dilakukannya bersama Bank BNI dengan membuat web khusus kerjasama dengan BNI dan Pariwisata Raja Ampat yakni dengan domain  www.rajaampatmall.com.

”Untuk aplikasi mobile kami akan siapkan di Appstore Andorid visit Raja Ampat, jadi kita langsung berinteraksi ke gadget seluruh wisatawan yang datang dan di manapun berada,” ujarnya.

Tapi apakah itu cukup? Dengan website dan menaruhnya di Appstore? Iya, itu sudah selangkah maju, menuju Go Digital yang harus sampai pada level sales platform. “Paling mudah, silakan gabung ke ITX Indonesia Travel Xchange, sebuah Digital Market Place yang merupakan tempat bertemunya suplay and demand side ke dalam satu platform. Yang lengkap dari system untuk searching, booking, dan payment. Jadi industri Pariwisata yang bergerak di Raja Ampat, silakan bergabung di ITX, karena itu akan mempercepat dan mempermudah dalam semua hal,” kata Menpar Arief Yahya.

Di ITX itu, dibagi dalam dua kategori. Pertama supplayer, atau industri yang langsung menjual fasilitas services yang mereka punya, seperti hotel, resort, homestay, airline dan lainnya. Menpar Arief Yahya sering menyebut 3A, yakni airlines, accomodations dan attractions. Kedua, distributor, atau pembuat paket, yang biasanya diperankan oleh Travel Agents, Travel Operators.

Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Raseno Arya memang menginstruksi kepada seluruh daerah untuk terus menjalankan program Go Digital yang dicanangkan oleh Kemenpar. Karena tidak ada pilihan lain agar Pariwisata Indonesia tidak tertinggal dengan negara-negara lain.

”Kita harus bersaing dengan negara-negara kompetitor, agar kita jadi pemenang salah satunya adalah menggunakan senjata Go Digital. Terima kasih atas dukungan pemerintah daerah Raja Ampat yang perduli mempersiapkan sarana, prasanara maupun sumber daya manusia untuk melancarkan strategi Go Digital kami,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan