Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubenur di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (17/11). Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan Suku Bunga Bank Indonesia sebesar 7,50 persen. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo dalam pidatonya pada pertemuan tahunan BI mengatakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2015 diperkirakan menurun menjadi 3,1% dari sebelumnya mencapai 3,4% pada 2014 yang disebabkan tekanan global.

“Terjadi perubahan-perubahan mendasar dalam dinamika perekonomian global yang merupakan efek dahsyatnya krisis keuangan global,” kata Agus di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (24/11).

Perekonomian Tiongkok yang mengalami perlambatan secara signifikan hingga dibawah 7 persen, membawa pengaruh pada merosotnya harga komoditas di pasar global.

“Tekanan yang cukup besar muncul kepada ekonomi negara berkembang, terutama negara-negara yang banyak bergantung pada komoditas sumber daya alam,” terang Agus.

Selain itu kata Agus, aliran masuk modal asing ke negara berkembang berkurang secara signifikan terutama sejak tahun 2014.

Selain itu tambah dia, kondisi ini tidak terlepas dari dampak penurunan prospek ekonomi negara berkembang di tengah penantian pasar terhadap rencana normalisasi suku bunga oleh Bank Sentral AS.

“Tekanan semakin bertambah ketika Otoritas Moneter Tiongkok, pada Agustus 2015 melakukan devaluasi mata uang Yuan, sehingga memicu gejolak di pasar keuangan global,” ucap dia.

Kerentanan pada tingkat mikro meningkat karena sektor korporasi di negara berkembang tidak hanya mengalami kemerosotan penghasilan akibat jatuhnya harga komoditas, namun juga dihadapkan beban pelunasan utang luar negeri yang semakin besar ditengah menguatnya dolar AS terhadap seluruh mata uang.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Arbie Marwan