Ilustrasi Imunisasi

Jakarta, Aktual.com – Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Profesor Dr Ascobat Gani mengatakan pemerintah harus fokus pada pencegahan penyakit dan promosi kesehatan masyarakat.

Ascobat dalam diskusi tentang Upaya Kesehatan Masyarakat di Jakarta, Kamis (21/12), menerangkan upaya pelayanan kesehatan pemerintah saat ini terjebak pada upaya penyembuhan atau kuratif dan memarginalkan upaya promotif preventif sebagai upaya kesehatan masyarakat.

Terlebih pada era Program Jaminan Kesehatan Nasional, menurut Ascobat, upaya kesehatan masyarakat semakin terpinggirkan seiring banyak peserta JKN yang berbondong-bondong berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Ascobat menuturkan akibat dari menurunnya upaya promotif preventif ini berakibat pada munculnya berbagai masalah kesehatan besar yang ditemui saat ini.

“Akibat masalah cakupan dan mutu imunisasi yang menurun, terjadi KLB difteri. ASI eksklusif turun, terjadi balita kurang gizi dan stunting,” kata Ascobat.

Berdasarkan data Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia cakupan imunisasi lengkap pada 2015 menurun 14,1 persen dibandingkan 2013 dari 74,5 persen menjadi 64,4 persen.

Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dan dua tahun pun menurun hingga mencapai 62,9 persen. Penelitian Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan FKM UI yang dilakukan di Jawa Barat menunjukkan jumlah kasus tuberkulosis kebal obat yang diakibatkan oleh pengobatan tidak tuntas semakin meningkat sejak 2013 dari 123 kasus menjadi 315 kasus pada 2016.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby