Jakarta, Aktual.com – Warga yang tinggal di bantaran sungai di Jakarta bukan penyebab banjir di Jakarta. Melainkan akibat banyaknya lahan hijau yang jadi tempat resapan air yang beralih fungsi menjadi komplek perumahan elit atau mal.
“Banyak yang tadinya itu lahan-lahan resapan air tapi malah dijadiin gedung-gedung dan perumahan,” kata Alldo Fellix Januardy dari Divisi Penelitian dan Pusat Dokumentasi Bantuan Hukum Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, kepada Aktual.com, Jakarta, Rabu (24/2).
Kasus berubahnya fungsi lahan-lahan resapan air di Jakarta, kata dia, marak terjadi di tahun 90-an. Seperti di Kelapa Gading, Pantai Kapuk, Senayan dan Tomang. “Itu semua awalnya daerah resapan. Tiba-tiba tahun 90-an rata-rata sudah berubah jadi daerah hunian,” kata dia. (Baca: Alih Fungsi Ruang Terbuka Hijau di DKI Jakarta)
Alldo pun menantang apakah Ahok berani mengembalikan kawasan hijau yang sudah berubah jadi pemukiman itu kembali ke daerah resapan air. (Baca: Tidak Persoalkan Kawasan Hijau Jadi Mall dan Pemukiman Mewah, Ahok Adil?)
“Berani nggak dia (Ahok) kembalikan penggunaan lahan, misalnya di Kelapa Gading atau Kapuk menjadi daerah resapan air kembali? Gak mungkin berani!” ujar dia.
Karena takut ‘mencolek’ kawasan pemukiman mewah, kata dia, Ahok lalu malah kambinghitamkan warga miskin yang tinggal di bantaran sebagai penyebab banjir di Jakarta. Sebagai dasar untuk lakukan penggusuran.
Artikel ini ditulis oleh: