Syekh Madhi berkata: “dan saya pun masuk ke qal’ah (benteng), dan masuk ke rumah dengan bersembunyi dari orang-orang fakir. Ketika syekh selesai salat isya, orang-orang pun pergi. Setiap hari syekh memberikan kesempatan kepada siapa saja dari para penduduk untuk mendengarkan tausiah syekh.
Kemudian syekh pun masuk ke tempat berkhalwatnya, dan berkata: ” kemanakah Madhi? Mereka menjawab: “kami tidak melihatnya hari ini”. syekh berkata: ” coba cari ia di rumahnya”.
Mereka pun datang kepadaku dan saya berkata: saya sakit, dan memang sungguh saya sakit. Sesungguhnya saya tidaklah datang kecuali dengan keadaan yang sungguh agung”, lalu mereka pun berkata: bawalah ia bersama kalian.
Syekh Madhi berkata: kemudian mereka membawaku kepada syekh, dan memasukkan diriku ke dalam rumahnya. Syekh memerintahkan kepada mereka untuk keluar dan tinggal saya sendiri yang tengah duduk di hadapannya sambil menangis.
Lalu syekh barkata kepadaku: “wahai Madhi, mengapa kemarin kamu berkata kemikian? Kamu mengingkari terhadap perkataanku. Dimanakah tanganku hari ini ketika kamu hendak melakukan kemaksiatan?, orang yang tidak mampu melakukan hal tersebut, bukanlah seorang syekh”.
Laporan: Abdullah Alyusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid