Jakarta, Aktial.com-Lembaga Survei Indonesia Development Monitoring (IDM) merilis hasil survei terbaru yang menyebut jika masyarakat khususnya para pelaku ekonomi pasar tradisional berharap terjadinya perubahan nyata di Tahun 2019 mendatang.

Disisi lain berdasarkan hasil survei tersebut, kata Direktur Eksekutif IDM Bin Firman Tresnadi para pelaku ekonomi pasar tradisional dan masyarakat rata-rata mengaku kapok telah memilih Jokowi yang dianggap ingkar janji kampanye.

“Saat responden diajukan pertanyaan ‘Apakah pemerintah Jokowi-JK sudah merealisasikan janji kampanyenya dalam membangun ekonomi kerakyatan?, ternyata 77.3% responden menjawab pemerintahan Jokowi-JK tidak meralisasikan janji mereka untuk membangun ekonomi kerakyatan dan tidak memprioritaskan pasar tradisional sebagaimana janjinya dalam kampanye,” beber Firman.

Selain itu lanjut Firman pihaknya juga menanyakan kepada responden soal keadaan ekonomi keluarga selama tiga tahun terakhir. Dan hasilnya, Sebanyak 71,8% menyebut terjadi penurunan ekonomi keluarga, sehingga mereka harus mensiasati dengan cara mengurangi hal-hal yang tidak mendesak, seperti pakaian dan jumlah kebutuhan bahan pangan yang tidak pokok misalnya susu ,daging ,ikan ,telur.

Mereka kata dia juga berharap anggota keluarga tidak ada yang sakit karena akan menambah biaya yang harus dikeluarkan.

“Sementara itu, 20.7% mengatakan kondisi mereka pas-pasan saja, hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari tanpa bisa menyisihkan untuk menabung dan sisanya sebanyak 7.5% mengatakan kondisi ekonomi mereka membaik dan ada peningkatan penghasilan walaupun sedikit bisa untuk ditabung dan kebutuhan sosialita,” terang dia.

Selain itu, IDM pun menanyakan ‘Siapakan menurut anda tokoh yang layak menjadi Presiden Indonesia pada 2019 (TOP OF MIND)?’. Dimana, selain Jokowi dan Prabowo, juga muncul nama lain seperti, Gatot Nurmantyo, Anies Basweden, Zulkifli Hasan, Puan Maharani, Muahaimin Iskandar, Agus Yudhoyono, dan Airlangga Hartato.

“Hasilnya, nama Jokowi hanya dipilih 26,30 persen responden, hasil ini tentu jauh lebih kecil dengan Prabowo Subianto yang mendapat suara 44,70 persen responden,” sebutnya.

Selanjutnya, nama Gatot Nurmantyo dengan 8,30%, Puan Maharani 3,50 persen, Muhaimin Iskandar 2,10 persen.

“Sementara Zulkifli Hasan mendapat suara 1,40 persen, Anies Baswedan 2,30 persen, Agus Yudhoyono 0,80 persen dan Airlangga 4,20 persen, lantas tidak menjawab alias tidak puny pilihan 6,40 persen,” papar dia.

Adapun metode yang digunakan, pada penelitian ini menggunakan instrumen data berupa angket. Angket dibuat berdasarkan kebutuhan data yang akan di ekplorasikan dalam penelitian, angket ini bersifat terbuka dan tertutup.

“Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner yang sebelumnya sudah dirumuskan oleh para peneliti,” jelasnya.

“Metode penarikan sampel: Multistage random sampling yaitu teknik sampel dengan berbagai tingkatan secara acak, yang diambil dari individu-individu dengan berbagai tingkatan baik jenis kelamin, usia, pendidikan, dan juga berbagai macam profesi dan tingkatan sosial yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja yang diselidiki,” pungkas Bin Firma.

Pewarta : Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs