Jakarta, Aktual.com —  Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan hingga dua pekan ke depan, Bulog akan memasok kebutuhan daging sapi. Hal itu dilakukan karena melambungnya harga sapi yang berujung pada aksi mogok para pedagang.

“Ada intervensi yang dilakukan Perum Bulog, itu untuk jangka pendek. Jangka menengah dan panjang tentu harus kita lihat secara menyeluruh tentang sistem perdagangan, kebijakan penggemukan, dan lainnya.” ujar Sofyan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (10/8).

Lebih lanjut dikatakan dia, beberapa kementerian terkait juga telah melakukan rapat untuk mengambil suatu tindakan, salah satunya membuka kran impor sapi yang lebih besar kepada Bulog.

“Tapi akan diberikan wewenang lebih besar kepada Bulog untuk melakukan tindakan itu, untuk stabilisasi harga daging sapi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan bahwa Bulog telah diberi izin untuk mengimpor 50.000 ekor sapi. Izin impor diperoleh dari Kementerian Perdagangan setelah mendapat rekomendasi dari Kementerian Pertanian.

Terkait dengan kenaikan harga daging yang menembus Rp130 ribu per kilogramnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Heri Gunawan menyebutkan, hal itu dikarenakan lambannya Kementerian Perdagangan melakukan intervensi pasar.

“Kenaikan harga daging tertinggi dalam 3 dekade terakhir. Ini luar biasa. Itu karena Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan instansi terkait seperti Bulog terlihat lamban melakukan intervensi harga,” kata anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kabupaten dan Kota Sukabumi itu.

Padahal, katanya, dari sisi regulasi sudah jelas. Bahkan secara spesifik, dalam Perpres tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Penting (Bapokting), Menteri Perdagangan punya wewenang penuh untuk melakukan intervensi harga, terutama pada kondisi-kondisi tertentu dan luar biasa.

Kenyataan di lapangan harga sapi di beberapa daerah masih murah bahkan peternak masih kesulitan jual sapi di pasar. Dikatakannya, kalau ada yang mengatakan para peternak sapi menahan tidak menjual sapi menunggu Hari Raya Qurban, itu pernyataan keliru.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka