Petani memanen cabai merah di Pamekasan, Jawa Timur, Senin (28/9). Dalam dua pekan terakhir harga cabai merah ditingkat petani turun dari Rp15 ribu per kg menjadi Rp10 ribu per kg karena di sejumlah daerah masuk musim panen. ANTARA FOTO/Saiful Bahri/nz/15

Kulon Progo, Aktual.com – Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan lahan seluas 100 hektare untuk mendukung program tanam cabai mengatasi tingginya harga komoditas tersebut.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Eko Purwanto mengatakan rencananya lahan 100 hektare tersebut akan ditanami cabai merah seluas 60 hektare, dan 40 hektare cabai rawit.

“Lahan seluas 100 hektare tersebar di 12 kecamatan sesuai potensi masing-masing wilayah,” kata Eko, Sabtu (18/2).

Ia mengatakan kecamatan yang sudah mengajukan proposal ada delapan, yakni Lendah, Panjatan, Sentolo, Nanggulan, Temon, Samigaluh, Kalibawamh dan Girimulyo yang terdiri dari 18 kelompok tani.

“Dari delapan kecamatan yang mengajukan proposal, paling luas lahannya di Kecamatan Panjatan yang mencapai 20 hektare,” kata dia.

Bantuan yang diberikan dalam program tanam cabai berupa saprodi terdiri dari pupuk, benih, dan mulsa. Nilai bantuan setiap hektare sebesar Rp30 juta.

“Informasinya Rp30 juta per hektare, tapi masih menunggu lelang,” katanya.

Meski ada program tanam cabai, menurut Eko, produksinya tidak begitu perpengaruh di Kulon Progo karena hanya lima persen dari luas tanaman 1.800 hektare per tahun.

“Luas tanam cabai tidak berpengaruh terhadap produksi Kulon Progo,” kata dia.

Salah satu petani Kecamatan Sentolo Mawardi mengharapkan bantuan benar-benar direalisasikan. Selain itu, ia berharap ada pendampingan dari dinas dalam pertumbuhan tanaman cabai.

Kendala utama menanam cabai adalah serangan hama coklat dan kuning. Hama ini sangat mematikan dan menurunkan produksi cabai.

“Pemkab jangan hanya memberikan bantuan, tapi juga membantu petani mengatasi hama,” kata dia. (Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara