Jakarta, Aktual.com — Mantan Ketua Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Twedy Noviady, meyakini Yayasan Pendidikan Soekarno sudah mempunyai landasan kuat dalam memberikan gelar ‘The Star of Soekarno’ kepada empat tokoh dunia.

Yayasan Pendidikan Soekarno pimpinan Rachmawati Soekarnoputri, Minggu (27/9) kemarin, mengatakan bahwa pemberian gelar ‘The Star of Soekarno’ kepada empat tokoh dunia karena dinilai telah berjasa dalam bidang keadilan, kemerdekaan dan kemanusiaan.

Mereka adalah Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Bin Mohammad, mantan Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz, dan mantan Presiden Venezuela Hugo Rafael Chavez.

“Kita menghargai pertimbangan Yayasan Bung Karno dalam memberikan penghargaan itu,” kata Twedy kepada Aktual.com, Senin (28/9).

Berbeda dengan penilaian khalayak umum, kata dia, Yayasan Pendidikan Soekarno tentu sudah memiliki informasi yang jauh lebih lengkap serta pertimbangan dengan baik kepada siapa gelar diberikan. Termasuk misalnya kepada Kim Jong Un yang dinilai publik tidak layak mendapatkannya.

“Yayasan Pendidikan Soekarno tentu memiliki suatu pertimbangan dalam memberikan penghargaan kepada tokoh tersebut,” jelas Twedy.

Sebelumnya, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) memprotes penghargaan kepada Kim Jong Un sebagai tokoh anti-imperialisme oleh Yayasan Pendidikan Soekarno. KontraS mendesak pemberian gelar kepada Kim Jong Un dibatalkan.

Koordinator KontraS, Haris Azhar, mengungkapkan bagaimana laporan dari Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Korea Utara. Dimana dalam laporan tersebut, pemerintah Korut diduga kuat melakukan pelanggaran HAM berat secara sistematis dan meluas serta disponsori negara.

“Korea Utara merupakan salah satu negara dengan krisis HAM dan demokrasi terburuk. Laporan dari Komisi Investigasi PBB (UN Commission of Inquiry) telah membuktikan adanya represi dan pelanggaran HAM,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh: