Kalau di Indonesia saat ini terkesan sedang dikipas-kipas konflik antara Sunni versus Syiah, di Kuwait –negara monarki Arab Teluk—baru-baru justru muncul berita yang menarik dan kontras. Menteri Pengadilan, Wakaf dan Urusan Islam Kuwait Yaqoub Al-Sanea ketika diwawancarai DPA Jerman, sebagaimana dilansir Alwaie News (6 November 2015) justru menegaskan persatuan antara Muslim Sunni dan Muslim Syiah di negeri kaya minyak ini.
Bagaimana bisa, seorang gubernur tanda tangan surat yang isinya mengenai kebijakan. "Namun setelah kebijakan dilaksanakan, belakangan mengaku tidak tahu isi dokumen yang ditandatangan,"
Jelas tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh pengurus masjid. Mereka tetap tidak menyetujui rencana Pemprov DKI menggusur warga Kampung Luar Batang. "Kita nggak tahu itu (dana) untuk apa, tapi Pak Ketua (pengurus masjid) langsung bilang nggak mau, alasannya kas masjid sudah banyak,"
"Siapapun yang salah tangkap. Siapapun yang benar harus dibela dan dilindungi. Siapapun dia,"
Partai Golkar menunggu sikap resmi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mendeklarasikan kadernya Djarot Syaiful Hidayat sebagai calon wakil gubernur menjadi pasangan Basuki Tjahaja (Ahok) Purnama di Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.
Kasus Reklamasi Teluk Jakarta, selain berbahaya dari segi ekonomi karena hanya menguntungkan orang-orang berduit seraya meminggirkan orang-orang miskin dan papa, secara budaya nilai kesejarahan Selat Sunda sebagai mata-rantai penting Pantai Utara Jawa, sepertinya hendak dihilangkan.

























