JK mengingatkan tentang pengalaman pribadinya pada Pilpres 2004, di mana ia bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil memenangkan pemilihan meskipun hanya memiliki dukungan dari beberapa partai.
Simulasi ini membandingkan pasangan Prabowo dengan Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno, serta duet Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono.
Pengamat politik dari Universitas Jember, Hermanto Rohman, menekankan bahwa keputusan kedua partai besar tersebut tidak lepas dari pengaruh Presiden Joko Widodo.
Selain berinteraksi dengan masyarakat, Anies juga meluangkan waktu untuk berkunjung ke beberapa pondok pesantren (ponpes) di wilayah tersebut.
Hashim menegaskan bahwa dalam Partai Gerindra tidak ada yang disebut sebagai "petugas partai". Dia mengklaim bahwa semua kader Gerindra, termasuk Ketua Umumnya, Prabowo Subianto, bukanlah petugas partai.
Ratna dengan tegas menyatakan, "Aku tidak akan berpartisipasi dalam pemilu. Gerakan kami adalah penolakan terhadap Pemilu itu sendiri." Ia berpendapat bahwa UUD 1945 asli tidak mengakui sistem pemilu 'one man one vote' seperti yang dikenal saat ini. Menurutnya, UUD 1945 hanya mengakui prinsip representasi dari seluruh warga negara.


























