Jakarta, Aktual.com — Kesehatan merupakan nikmat Allah SWT yang tak terkira diberikan kepada hamba-Nya. Itu juga sebagai salah satu tanda kasih sayang-Nya demi memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Jika kondisi fisiknya tidak sehat, seseorang akan menghadapi hambatan yang lebih banyak dalam melakukan segenap aktivitas keseharian. Pada jaman modern yang serba cepat dan sibuk ini, nikmat sehat makin terasa dibutuhkan seiring dengan makin bertambah banyaknya tugas dan kesibukan seseorang.

Agar mampu beribadah dan bekerja dalam kondisi yang serba sibuk ini, selayaknya seorang muslim memandang penting masalah kesehatan.

“Bagi seorang muslim, contoh terbaik dalam menjaga kesehatan adalah contoh diberikan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah sangat jarang mengalami sakit meskipun mempunyai banyak aktivitas seperti berdakwah, beribadah dan bahkan terjun langsung dalam peperangan, serta sering menghadapi hal-hal yang sangat menekan perasaan,” kata Ustad Hasanudin kepada Aktual.com, Rabu (9/3).

Menurut beberapa sirah, lanjut Ustad Hasanudin, selama hidupnya Rasulullah SAW hanya sakit dua kali. Yaitu saat menerima wahyu pertama. Ketika itu beliau mengalami ketakutan yang begitu hebat. Sehingga menimbulkan demam hebat dan yang satunya lagi menjelang beliau wafat.

“Saat itu beliau mengalami sakit yang cukup parah, hingga akhirnya wafat. Ada pula yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW mengalami sakit lebih dari dua kali termasuk ketika sakit di tenung oleh seorang Yahudi dan di racun oleh seorang wanita Yahudi setelah perang Khaibar.”

Mengapa Rasulullah jarang sakit?

Pertanyaan yang sangat menarik untuk dikemukakan. Secara umum, Rasulullah SAW jarang sakit karena mampu mencegah hal-hal yang berpotensi mendatangkan penyakit. Dengan kata lain, beliau sangat menekankan aspek pencegahan daripada pengobatan. Banyak ayat-ayat Al Quran dan Sunah yang mengemukakan upaya pencegahan penyakit. Dalam sohih Bukhari saja tak kurang dari 80 hadis yang membicarakan masalah ini. Belum lagi yang tersebar di dalam kitab Sohih muslim, Sunan Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi, Ahmad, dan lain-lain.

Ada beberapa kebiasan Rasulullah SAW yang menjadikan beliau sangat sehat lahir batin antara lain.

1. Tidur Sehat Ala Rasul
Ajaran Islam sebagai ajaran yang menyeluruh, memberikan tuntunan disegala sisi kehidupan manusia, tidak terkeculai dalam hal tidur. Sebelum tidur biasakan membersihkan diri dengan berwudhu’ dan bersiwak (mengosok gigi). Meskipun cuma tidur bukan berarti seenaknya saja. Tidurlah dengan pakaian yang pantas, jangan pakaian yang menyiksa raga seperti ketat dan menyesakan sehinggga mengganggu ketentraman tidur. Ada baiknya sebelum tidur membersihkan tempat tidur agar merasa nyaman. Jangan sampai lupa berdoa dan berdzikir, karena dengan berdoa dan berzikir Insya Allah terhindar dari mimpi buruk.

Rasulullah SAW tidur lebih awal dan bangun lebih awal. Rasulullah SAW selalu mengajak umatnya agar selalu bangun sebelum waktu subuh serta melaksanakan salat subuh di masjid. Selain mendapat pahala dengan berjalan ke masjid, kita akan menghirup udara subuh yang segar dan mengandung oksigen. Karena itu orang yang suka bangun pagi dan menghirup udara pagi mempunyai paru-paru yang lebih kuat dan sehat. Disamping itu, udara subuh dapat memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan. Keuntungan yang akan diperoleh adalah badan sehat, otak cerdas, penghidupan lapang dan mendapatkan kebaikan di dunia akhirat.

“Prinsip beliau mengenai, cepat tidur dan cepat bangun adalah Rasulullah SAW tidur di awal malam dan bangun pada pertengahan malam kedua. Biasanya Rasulullah SAW bangun dan bersiwak, lalu berwudu dan salat sampai waktu diizinkan Allah SWT. Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan. Penelitian yang dilakukan di Jepang dan di AS selama enam tahun dengan responden berusia 30 sampai dengan 120 tahun menyimpulkan bahwa orang yang biasa tidur lebih dari 8 jam sehari memiliki risiko kematian yang lebih cepat. Sangat berlawanan dengan mereka yang bisa tidur 6 – 7 jam sehari. Nah Rasulullah SAW biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun malam, jadi beliau tidur tidak lebih dari 8 jam,” ujar Ustad Hasan

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu