Jakarta, Aktual.com — Bulan Ramadan menjadi momen dimana umat Islam melakukan ibadah puasa yaitu, menahan rasa haus dan lapar, mulai terbit Matahari hingga Matahari terbenam. Namun, ada makna dibalik perintah Allah SWT untuk berpuasa.

Misalnya, dalam beberapa kisah mitologi dimana ada sesuatu yang dilarang dan jangan disentuh karena itu akan meberi dampak buruk pada penggunanya. Seperti kisah mitologi Yunani Persephone yang diculik dan dibawa oleh Hades. ia dijebak oleh Hades untuk memakan makanan dari dunia bawah. Oleh karena itu, Persphone harus hidup selama enam bulan di bawah bersama penculiknya Hades.

Dan, enam bulan berikutnya ia bersama Demeter di dunia atas. Konon itulah yang menyebabkan terjadinya pergantian cuaca di Bumi karena ketika Persephone berada di bawah, cuaca menjadi kemarau dan tandus. Sedangkan, saat berada di atas cuaca menjadi semi dan juga sejuk.

Namun itu adalah sebuah mitos. pada kenyataannya adalah adanya kisah nenek moyang kita yaitu Nabi Adam AS dan juga Siti Hawa. Tuhan menciptakan Adam dan Hawa dan menempatkan mereka di sebuah taman di mana mereka memiliki semua yang mereka butuhkan tanpa upaya pada bagian mereka. Mereka diberitahu untuk makan apapun yang mereka suka, kecuali buah dari pohon terlarang. Tapi, mereka tetap memakannya dan mengabaikan perintah Allah SWT.

Sebagai Hukuman atas tidak patuhnya terhadap perintah Allah SWT, Maka diturunkannya Adam dan Hawa ke Bumi dimana pohon itu berasal dari Bumi. Kisah ini tak berhenti sampai disitu. Adam dan Hawa Mempelajari kesalahannya dan berusaha kembali ke jalan Allah SWT. ia pun segera mendapatkan rahmat dari Allah SWT.

Sebagai anak cucu Adam dan hawa, tentunya kisah ini sangat menginspiratif kita semua, dan membawa dampak positif dalam kehidupan kita. Bahwa konflik, ketidak percayaan, hati yang keras, merupakan sebuah pelajaran. pelajaran proses menuju ke arah yang lebih baik.

Ketika bulan Ramadan Allah SWT meminta kita untuk berhenti makan dan berpuasa. Hal itu mengingatkan kita akan perintah Allah SWT terhadap nenek moyang kita. Agar tidak memakan buah terlarang.

Berpuasa, merupakan tugas kita sebagai seorang Muslim. Tidak dibenarkan berpuasa untuk mendapatkan imbalan. Karena, dengan berpuasa, kita akan mengingat akan rasa saling toleransi, merasakan penderitaan sesama dan jauh dari penyakit. Tentunya kita memilih untuk tetap menaati perintah Allah SWT dibandingkan rasa haus dan lapar kita yang sesaat tersebut.

Ini menunjukkan bahwa bila kita lebih memilih kata-kata suci Allah SWT, maka dunia kita mengikat diri untuk yang tidak Surga, Bumi atau pun Neraka. Melainkan untuk bersama Allah SWT sendiri. Apakah ini semua yang kita cari selama ini? Inilah yang menghubungkan puasa kita terhadap makanan untuk pengabdian kita kepada Allah SWT.

Artikel ini ditulis oleh: