Jakarta, Aktual.com – Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) menilai kunjungan kenegaraan Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdul Aziz Al Saud, ke Indonesia menjadi sinyalemen positif bagi hubungan bilateral di antara kedua negara.

Kunjungan ini pun disebut GPII dapat mencairkan hubungan Arab Saudi – Indonesia yang selama ini cenderung tidak strategis. Hubungan bilateral kedua negera juga tidak sekuat sebagaimana diasumsikan banyak kalangan.

“Kita ketahui Indonesia tidak menjadi mitra strategis bagi Arab Saudi, strategi polurgi (politik luar negeri) Indonesia cenderung berkiblat ke Barat,” kata Ketua Umum GPII Karman BM dalam pernyataan tertulisnya Senin (27/2).

Hubungan Arab Saudi-Indonesia didominasi isu yang berkaitan dengan masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Arab Saudi. GPII juga menilai adanya mispersepsi di antara kedua negara ini sehingga berpengaruh terhadap tidak optimalnya hubungan bilateral keduanya.

Selain itu, hubungan Arab Saudi – Indonesia kurang optimal karena selama ini Arab Saudi cenderung menggunakan atase agama. Oleh karenanya, kunjungan Raja Salman ke Indonesia diharapkan dapat meningkatkan hubungan bilateral di antara keduanya di dalam segala bidang.

“Saudi yang sering menggunakan strategi bantuan (politics of assistance) lebih banyak memfokuskan kerjasama di bidang keagamaan dengan membangun fasilitas-fasilitas keagamaan (rumah ibadah) maupun sekolah-sekolah agama semata,” kata Karman.

“Uniknya, peran diplomasi Kerajaan Arab Saudi di Indonesia lebih banyak dilakukan oleh atase agama karena tidak adanya atase perdagangan maupun pendidikan,” sambungnya.

Kunjungan ini adalah yang pertama bagi raja Arab Saudi setelah hampir 47 tahun ini tidak pernah ada kunjungan ke Indonesia. Padahal pasca reformasi, Presiden Gus Dur, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono maupun Jokowi telah berkunjung ke Kerajaan Arab Saudi.

(Teuku Wildan)

Artikel ini ditulis oleh: