Fireball in Leonid meteor shower. Image taken from Anza-Borrego desert, CA. Nov 17, 1998. Meteors, or shooting stars, are particles of dust that enter the Earth's atmosphere at speeds of 35-95 kilometers per second. The Leonid meteor shower occurs every y

Jakarta, Aktual.com — Di setiap tahunnya, ketika memasuki bulan November, kita akan melihat hujan meteor Leonid. Hujan meteor Leonid ditemukan di tahun 1833 sekitar tanggal 12-13 November.

Sejak saat itu, para pengamat meteor dalam Astronomi menandakan adanya sebuah meteor yang selalu hadir dikala senja tiba dan terlihat semakin banyak.

Hujan meteor Leonid ini dinamakan demikian karena munculnya titik cahaya dari meteor yang tampak menyebar, dan titik tersebut terletak di konstelasi Leo (Singa). Jika dilihat dari belakang, pola tersebut lebih dikenal dengan ‘sabit’.

Hujan meteor Leonid ini pernah terjadi tahun 1999-2002 dengan 3000 meteor per-jam. Oleh sebab itu disebut sebagai “Badai Meteor Leonid”. Namun, berbeda dengan 13 tahun yang lalu, meteor Leonid ini hanya menghasilkan 15 meteor setiap jamnya.

Kunjungan rutin hujan meteor Leonid pun akan beraksi setiap tahun di bulan November, saat Bumi melintasi aliran partikel debu yang tersisa dari komet 55P/Tempel-Tuttle. Partikel-partikel tersebut terlepas dari gas beku komet yang menguap saat komet mendekati Matahari, dimulai ketika berada lebih dekat dari orbit Jupiter.

Hujan meteor Leonid ini akan berlangsung dari tanggal 6 – 30 November dan akan mencapai puncaknya pada tanggal 18 November 2015 pukul 04:00 UT (atau pukul 11:00 WIB) dengan kecepatan 71 km/detik. Bagi yang ingin melihat meteor Leonid ini, bisa dinikmati setelah lewat tengah malam sampai jelang dini hari, demikian laman space melaporkan.

Hujan meteor Leonid memiliki radian atau berasal dari rasi Leo. Karena itu, para pengamat harus menantikan kehadiran Rasi ini di malam hari. Rasi Leo akan terbit sekitar pukul 22.30 WIB di arah timur dan akan terus bergerak ke arah barat hingga terbenam.

Artikel ini ditulis oleh: