Logo KemenkumHAM
Jakarta, Aktual.com – Indonesia Corruption Watch (ICW) merokemendasikan kepada pemerintah untuk membenahi pengelolaan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) secara menyeluruh. 
Pasalnya, kejadian di dalam lapas seperti bebas berkeliarannya tahanan, pejabat menerima suap, pungutan liar, narkoba dan penganiayaan terhadap tahanan sudah menjadi hal yang lumrah. 
Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menilai rentetan kejadian itu disebabkan minimnya integritas di lembaga pemasyarakatan. Yang terbaru seringnya Setya Novanto terlihat berkegiatan di luar lapas. 
“Menurut saya butuh reformasi yang serius dari Menkumham untuk membenahi lembaga pemasyarakatan,” kata Donal di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu, (17/7). 
Menurutnya, kasus Novanto menjadi tamparan serius bagi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). Sebab di lapas napi koruptor saja masih ditemukan celah untuk bermain.
Selain kasus Novanto, Donal juga menyinggung beberapa penyimpangan lain di lapas. Contohnya seperti pungutan liar yang dilakukan oknum sipir terhadap tahanan. Bahkan, ada pula kasus penyiksaan di tahanan.
“Temuan Ombudsman kan sudah cukup banyak di lembaga pemasyarakatan kita,” beber Donal.
KPK juga tengah mengusut soal dugaan pemberian tas mewah merek Louis Vuitton kepada Ditjen PAS Sri Puguh Budi Utami terkait kasus suap jual-beli sejumlah fasilitas di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat. 
Pemberian itu terungkap dalam fakta persidangan kasus yang menyeret mantan Kalapas Sukamiskin Wahid Husen. Wahid disebut memberikan tas mewah itu kepada Sri Puguh sebagai hadiah ulang tahun. 
Meski tas itu akhirnya sudah dipulangkan ke KPK, tetapi hal itu harus menjadi catatan buruk di Ditjen PAS. 
Sejak tahun pertama kepemimpinan Yasonna Laoly sebagai Kemenkumham, ICW kerap meminta evaluasi Ditjen PAS. Sebab banyak penyimpangan terjadi, dan kasus Novanto hanyalah bagian pucuk dari gunung es tersebut.
“Peredaran narkotika juga terjadi di lembaga pemasyarakatan. Bahkan ini menurut saya ini fenomena gunung es sesungguhnya. Akarnya adalah korupsi,” beber Donal.
Kasus Setnov mencuat beberapa bulan terakhir. Terpidana korupsi KTP-el itu terpergok pelesir ke toko bangunan. Awalnya, Novanto dipindahkan dan diisolasi di Lapas Gunung Sindur, Bogor.
Belakangan, Novanto dikembalikan lagi ke lapas Sukamiskin secara diam-diam. Alasan pengembalian itu lantaran Novanto berjanji memperbaiki perilakunya. 

Artikel ini ditulis oleh: