Jaksa Agung HM Prasetyo mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/9). Rapat tersebut membahas evaluasi eksekusi terpidana mati tahap III, dan pola rotasi serta mutasi pejabat struktural di lingkungan kejaksaan. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Indonesia Corruption Watch (ICW) menantang Jaksa Agung M Prasetyo membeberkan prestasi yang diraihnya selama dua tahun memimpin Kejaksaan Agung. Hal itu penting dilakukan agar publik mengetahui kinerja kepemimpinan Prasetyo.

“Posisi kita (ICW) sederhana, kalau jaksa Agung mau bantah silahkan saja keluarkan data dia (Prasetyo), dan disampaikan ke publik,” kata Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson F Juntho di Jakarta, Minggu (20/11).

Dia mengatakan, apabila bekas anak buah Surya Paloh di partai NasDem  ini menyangkal bahwa kepemimpinannya selama dua tahun tidak buruk, kenapa tidak mau menyampaikannya kepada masyarakat.  Karena itu Emerson meminta Kejaksaan berani membuktikan bahwa capaian kinerja selama dua tahun pasca Prasetyo di tunjuk Presiden Joko Widodo memimpin korps Adhiyaksa.

“Biar kita buka-bukaan. ICW tantang Prasetyo ungkapkan keberhasilan selama memimpin institusi Kejaksaan Agung. Dia (Prasetyo) bilang kesulitan, kesulitannya apa sampaikan,” ujar dia.

“Justru kita prihatin dengan Jaksa Agung yang sekarang, balik lagi kita tantang Jaksa Agung. Kita prihatin dengan keadaan Jaksa Agung di bawah kepemimpinan Prasetyo,” beber Emerson.

Sebelumnya, Jaksa Agung enggan menanggapi pernyataan Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menilai kinerjanya selama dua tahun terakhir tidak memuaskan.

“Saya tidak harus menanggapi panjang lebar, saya hanya prihatin. ICW tidak tahu atau tidak mau tahu apa yang telah dilakukan dan yang sedang kita lakukan dan sudah kita lakukan,” kata H Muhammad Prasetyo, Jumat (18/11).

Ia menambahkan ICW tidak tahu dinamika penegakan hukum sekarang karena itu kejaksaan tidak akan terpengaruh dengan penilaian dan pernyataan seperti itu.

“Mungkin teman-teman ICW juga lupa, bahwa penegakan hukum itu tidak harus selalu represif atau penindakan, tapi juga preventif. Itu yang kita lakukan,” ujar Prasetyo.

Saat dikonfirmasi apakah yang mensupport data ICW dari internal kejaksaan, Emerson tegas membantahnya. “Tidak ada (support internal kejaksaan). Yang ngeluh soal kejaksaan itu dari internal, jadi dalam diskusi soal promosi dan mutasi itu benar. Itu jadi keluhan.”

Dia pun membantah ada logistik-logistik dari pihak tertentu atau oknum kejaksaan kepada ICW untuk membeberkan buruknya kinerja Jaksa Agung. Dia menantang untuk membuktikan. “Tunjukkan ke kita, kalau ada yang nuduh itu. Kalau ada tunjukkan, bukti foto atau transfer tunjukkan. Jangan cuma sekadar (menuduh),” pungkas Emerson.

(Laporan: Fadlan Butho)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka