Suasana museum Bursa Efek Indoneaia (BEI) di Jakarta, Kamis (26/4). Kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang masih akan berlangsung hingga tahun depan serta imbal hasil surat utang AS yang menembus level psikologis menyebabkan pasar saham Asia meriang sepekan ini. IHSG turun 2,81% ke 5.909. IHSG menggenapi penurunan sepekan atau lima hari perdagangan berturut-turut. Kamis (26/4), Dalam lima hari penurunan, IHSG merosot 7,03%. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (26/11), dibuka menguat merespon sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap dapat menjaga stabilitas rupiah.

IHSG BEI dibuka menguat 2,26 poin atau 0,04 persen menjadi 6.008,47. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 0,26 poin atau 0,03 persen menjadi 960,09.

“Faktor internal masih dapat memberikan topangan bagi IHSG menyusul sejumlah kebijakan yang dinilai mampu meredam gejolak nilai tikar rupiah,” kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan pemerintah optimistis paket kebijakan ekonomi ke-XVI di tengah momentum yang tepat untuk mendorong masuknya aliran dana asing ke Indonesia sehingga mendorong stabilnya rupiah.

Ia menambahkan performa IHSG juga tidak terlepas dari usaha Bank Indonesia (BI) yang mengupayakan untuk menstabilkan rupiah, salah satunya melalui hubungan bilateral dengan Bank Sentral Tiongkok yang memperbaharui perjanjian swap antar kedua negara.

Kendati demikian, lanjut dia, sentimen dari eksternal relatif masih lemah dalam mendukung IHSG. Investor mengharapkan Amerika Serikat dan China dapat mencapai kesepakatan mengenai perdagangan.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei menguat 138,60 poin (0,64 persen) ke 21.785,15, indeks Hang Seng menguat 275,15 poin (1,06 persen) ke 26.202,83, dan indeks Strait Times menguat 18,57 poin (0,61 persen) ke posisi 3.071,06.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: