Allah Ta’ala memberikan rizki kepada seorang hamba sesuai dengan kadar himmah (niat dan semangat tujuannya). Sudah pasti setiap orang memiliki makna-makna yang seperti ombak di lautan, akan tetapi badan (jisim) masih menguasai dirinya, sehingga mengambil hati dan anggota badan mereka, dan tidak memberikan kesempatan untuknya, karena keduanya saling berlawanan, dan dua sesuatu yang saling berlawanan itu tidak akan pernah berkumpul.

Dan kami melihat, bahwa wushul (sampai kepada Allah) tidaklah dengan banyak sedikitnya amal, akan tetapi semata-mata atas karunia Allah Ta’ala, sebagaimana telah dikatakan oleh wali Allah sidy Ibnu Athaillah Ra dalam kitab Hikamnya: “apabila anda mengira bahwa anda tidak akan sampai kepadaNya kecuali apabila anda telang menghilangkan semua keburukan-keburukan anda dan melebur semua pengakuan-pengakuan anda, maka anda tidak akan pernah wushul kepadaNya. Akan tetapi, apabila Allah menghendaki anda untuk sampai kepadaNya, maka Allah akan menutupi sifat (kekurangan) anda dengan Sifat (kesempurnaan) Nya. Kemudian Allah akan menyampaikan anda kepadaNya dengan apa (karunia) yang ada di sisiNya, bukan dengan apa yang telah anda berikan untuk Nya”.

Diantara bentuk fadhal (karunia), kedermawanan dan nikmatnya ialah adalah wujudnya seorang syekh murabbi, yang apabila tidak ada, maka seseorang tidak akan pernah menemukanNya. Karena sesungguhnya menemukan (mengetahui) wali Allah itu lebih sulit disbanding ma’rifat kepada Allah, sebagaimana dikatakan oleh wali Allah sidy Abu Al Abbas Al Mursi RA.

Di dalam kitab Hikam dikatakan: ” Maha Suci Allah yang tidak menjadikan tanda bagi para waliNya, kecuali tanda untuk mengenalNya, dan tidak Allah Swt tidak akan pernah menyampaikan seseorang kepada para waliNya, kecuali hanya kepada ia yang Allah Swt kehendaki untuk sampai kepadaNya”.

Karena sudah pasti, bahwa tuan dari para ahli langit dan bumi baginda Rasulillah SAW selalu nampak dan ada, sangat jelas seperti matahari. Akan tetapi meski demikian, tidak setiap orang mampu melihatnya, akan tetapi sebagian saja yang bisa melihatnya. Adapun sebagian yang lain, Allah Swt halangi mereka untuk melihatnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid