Menhan Ryamizard Ryacudu (kanan) didampingi Dirut PT Pindad Silmy Karim memperlihatkan produk senjata baru PT Pindad ketika peluncuran di Kantor Kemenhan, Jakarta Kamis (9/6) PT Pindad meluncurkan empat senjata baru yakni senapan serbu SS3, Senapan serbu SS2 Subsonic 5,66 mm, Sub Machine Gun PM3 dan Pistol G2 Premium sebagai bentuk komitmen menghasilkan produk dalam negeri untuk mendukung kekuatan militer dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/16.

Nusa Dua, Aktual.com – Menteri Pertahanan Indonesia, Malaysia dan Filipina kembali bertemu dalam forum The 3rd Trilateral Defence Ministers Meeting untuk membahas langkah-langkah pengamanan wilayah maritim di ‎Laut Sulu. Acara tersebut dilaksanakan di Nusa Dua, Bali 1-2 Agustus 2016. Hadir pada kesempatan tersebut Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan Malaysia Dato’ Seri Hishammuddin Tun Hussein dan Menteri Pertahanan Filipina Delfin N Lorenzana.

Pertemuan tersebut merupakan kelanjutan pertemuan yang telah diadakan sebelumnya yaitu pertemuan pertama di Laos, di sela-sela forum ASEAN Defense Minister Meeting (ADMM) Mei 2016 dan pertemuan kedua di Filipina Juni ‎2016.

Pada pertemuan di Bali kali ini, ketiga Menteri Pertahanan telah membahas langkah-langkah selanjutnya sebagai implementasi kesepakatan yang dihasilkan pada dua pertemuan sebelumnya. Topik yang dibahas antara lain hasil pertemuan staf militer ketiga negara bidang intelejen dan operasi serta perkembangan Framework of Arrangement (FoA) yang telah ditandatangani di Jakarta 14 Juli lalu dalam forum Joint Working Group (JWG) ketiga. Selain itu, para menteri pertahanan saling bertukar pandangan tentang perkembangan situasi keamanan Maritim yang menjadi perhatian bersama.

Menhan Ryamizard Ryacudu menyampaikan beberapa pandangannya terkait langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menghadapi situasi keamanan Maritim yang menjadi perhatian bersama. Ryamizard pada kesempatan itu menegaskan tentang pentingnya untuk segera merealisasikan implementasi kerja sama trilateral dalam bentuk kerja sama praktis di lapangan secara terkoordinasi.

“Kerja sama tersebut berguna dalam menghadapi tantangan keamanan perairan perbatasan yang dewasa ini mulai marak terganggu,” kata Ryamizard, Selasa (2/8).

Adapun langkah-langkah yang disampaikan Ryamizard di antaranya jaminan keamanan Maritim terhadap ancaman seperti terorisme, kejahatan lintas negara, perdagangan manusia, pengungsi dan perdagangan narkoba. Selain itu diungkapkan juga langkah mengenai implementasi patroli maritim trilateral dengan dasar kerangka kerja sama yang telah ditandatangani, upaya-upaya penyelamatan manusia dan kapal yang memerlukan protokol khusus.

Ryamizard juga mengusulkan adanya latihan bersama baik di laut maupun di darat, pembentukan posko militer bersama untuk mempermudah mekanisme koordinasi, distibusi informasi dan intelejen serta perlunya mengeluarkan deklarasi bersama bagi dimulainya implementasi kerja sama di lapangan.

Dengan ditandatanganinya dokumen FoA yang berisi tentang Standard Operating Procedure (SOP) patroli maritim trilateral, maka ketiga negara sudah dapat segera melaksanakan patroli maritim bersama. Ia berharap patroli ini dapat mengatasi masalah keamanan di wilayan maritim yang menjadi perhatian bersama. Indonesia, Malaysia dan Filipina akan meningkatkan komunikasi dan pertukaran informasi dan intelejen serta patroli di wilayah masing-masing. (Bobby Andalan, Bali)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka