Jakarta, Aktual.co — Pengamat Politik dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago menilai wajar jika internal PDI Perjuangan tidak solid mendukung pemerintahan Jokowi-JK terkait penaikan harga BBM bersubsidi.
Menurut dia, wacana penaikan BBM itu menjadi ujian bagian konsistensi partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut.
“Karena hampir 10 tahun PDIP menolak penaikan BBM, ini buah simalakama bagi PDIP,” kata dia dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (12/11).
Dirinya mengatakan, yang akan jadi masalah ketika PDIP mendukung penaikan BBM bersubsidi dengan alasan apapun. Tentunya akan berdampak pada citra partai dengan tagline “partai wong cilik”.
“Kalau dinaikkan citra politik PDIP turun karena nggak lagi menjadi partai wong cilik tapi jadi lelucon wong licik, kalau tak dinaikkan katanya negara bisa ‘Kolaps’, karena menurut orang neolib angka-angka APBN defisit,” kata dia.
Penaikan harga BBM bersubsidi yang diakibatkan APBN mengalami defisit, merupakan pemikiran seorang birokrat neoliberlisme, yang tentu bertentangan dengan ideologi partai banteng moncong putih.
“Mereka pakai otak neolib untuk mengunakan rumus defisit APBN. Publik dibuat panik, seolah- olah negara bisa ‘kolaps’ kalau BBM tak dinaikkan, padahal masing masing pos anggarannya sudah tersedia dan cukup. Kenapa hak rakyat dicabut,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang