Terlihat Anggota Komisi VII DPR - RI Fraksi Hanura Dewi Yasin Limpo saat keluar dari gedung KPK dengan mengenakan rompi orange KPK, di Jakarta , Kamis (22/10/2015).Dewi Yasin Limpo ditetapkan tersangkap oleh penyidik KPK terkai dugaan suap proyek pembangkit listrik di Papua, bersama empat tersangka lainnya, Kamis, 21 Oktober.

Jakarta, Aktual.com — Komisi Pemberantasan Korupsi sudah melakukan penahanan terhadap politikus Hanura Dewi Yasin Limpo di Rumah Tahanan KPK, Kamis (22/10) dini hari.

Usai menjalani pemeriksaan secara intensif, Dewi menggunakan rompi tahanan dikawal petugas KPK meninggalkan kantor KPK menuju Rutan KPK pada pukul 02.40 WIB.

Sebelumnya, dia bersama empat orang lainnya telah ditetapkan sebagai tersangka usai terjaring operasi tangkap tangan tim KPK, Selasa (20/10). Empat orang tersebut yakni IR, SET dan RB ditahan di Rutan KPK. Sementara, BWH ditahan di Rutan Pomdam Jaya Guntur.

Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati mengatakan, penahanan dilakukan atas alasan objektif dan subjektif, yakni tidak akan mengulangi perbuatan, tidak menyembunyikan bukti-bukti dan tidak mempengaruhi saksi.

Dewie Yasin Limpo merupakan salah satu dari delapan orang yang terjaring OTT tim KPK di Bandara Soekarno-Hatta dan Kelapa Gading, Jakarta pada Selasa (20/1) petang.

Di lokasi rumah makan Kelapa Gading, tim KPK mencokok Setiadi dan Hari selaku pengusaha, anggota Brimob Devianto selaku ajudan dari Setiadi, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Deiyai Papua berinisial Iranius, Sekretaris Pribadi Dewie Yasin Limpo berinisial Rineldo Bandaso, seorang sopir mobil rental.

Dari lokasi penangkapan di rumah makan Kelapa Gading, tim KPK menemukan uang 177.700 Dolar Singapura. Uang tersebut diberikan dari pengusaha Setiadi dan Iranius kepada anak buah Dewie, Rineldo Bandaso.

Semerantara, Dewi Yasin Limpo dan Bambang Wahyu Hadi ditangkap saat hendak terbang ke luar kota di Bandara Soekarno-Hatta. Pemberian uang Rp 1,7 miliar tahap pertama tersebut diduga suap untuk proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro di Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Kementerian ESDM Tahun Anggaran 2016 senilai hampir Rp 500 miliar.

KPK telah menetapkan lima orang dari delapan orang yang diamankan sebagai tersangka. Sang kepala dinas, Iranius dan pengusaha Setiadi ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap.

Sementara, Dewi Yasin Limpo dan dua anak buahnya, Rineldo Bandaso dan Bambang Wahyu Adi, disangkakan sebagai penerima suap. Hanya Bambang Wahyu Adi yang ditahan di Rutan Pomdam Jaya Guntur, Jakarta Selatan.

Dewi ditangkap di terminal 2F Soekarno-Hatta. Di terminal keberangkatan internasional dan domestik khusus maskapai Garuda tersebut, anggota Komisi VII Fraksi Hanura diciduk bersama Bambang Wahyu Hadi.

Tidak ada perlawanan saat Dewi digiring oleh penyidik KPK yang dibantu personel bandara keluar dari terminal dua.‎ Berdasarkan informasi dari pihak Otban, bersama stafnya, Dewie sudah melakukan boarding saat hendak ditangkap KPK.

“Dibawanya dari dalam terminal,” ujarnya.

Tidak diketahui pasti ke mana Dewi dan stafnya tersebut akan bertolak. Namun juru bicara KPK Johan Budi menuturkan Dewi hanya akan terbang ke luar kota.

“Saat hendak ke luar kota, kita ajak untuk ke sini (KPK) dan tidak ada perlawanan saat dibawa,” kata Johan di Kantor KPK, Selasa (21/10).

Johan menjelaskan tidak ada barang bukti uang saat penangkapan Dewi di Bandara. Bukti ditemukan saat OTT di sebuah restoran di Kawasan Kelapa Gading.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu