Jakarta, Aktual.com — Praktisi Psikologi, Aska Primardi mengatakan terdapat lima cara mengajarkan Orang Dengan Epilepsi (ODE) untuk mandiri dalam pengelolaan kesehatan.

“Pertama, mampu mengambil inisiatif. Misalnya, tidak ada pantangan dalam makanan dan minuman tetapi harus mengkonsumsi obat rutin setelah makan,” kata Aska di Jakarta, Rabu (23/3).

Hal tersebut, ia sampaikan dalam seminar media “Yes I Can: Saya Pasti Bisa! Saya Harus Bisa! Dukung Penyandang Epilepsi Agar Dapat Mengenali dan Mengembangkan Potensi Dirinya”.

Selanjutnya yang kedua, kata Aska, mampu mengatasi masalah sendiri.

“Bawa buku panduan epilepsi ke mana pun ODE pergi sehingga jika ODE terkena serangan, buku tersebut bisa menjadi identitas ODE sekaligus petunjuk bagi masyarakat sekitar untuk melakukan pertolongan pertama.” katanya.

Ketiga, kata Aska, mampu mengambil keputusan, yaitu ODE harus menghentikan apa pun aktivitasnya saat itu juga saat ODE merasakan adanya aura pertanda munculnya serangan kejang.

Kemudian yang keempat, Aska menyatakan ODE harus mampu mengontrol diri sendiri, misalnya ODE harus selesai beraktivitas sebelum tubuh terlalu lelah.

Terakhir, kata dia, keinginan mandiri. Ia menjelaskan saat ODE sudah dapat melakukan poin 1-4, maka ODE sudah belajar untuk menjalankan semua aktivitas sesuai minatnya secara mandiri.

“Saat itu, tugas kita lah untuk mendukung dan mendorong ODE untuk berani menjadi lebih mandiri, tidak perlu kita kontrol atau beri perintah setiap saat,” ucap Aska.

Pada 2015 lalu, the International Bureau for Epilepsy (IBE) dan the International League Againts Epilepsy (ILAE) mencanangkan Hari Epilepsi Internasional yang diperingati setiap harin Senin kedua di bulan Februari.

Peringatan ini dirayakan oleh lebih dari 120 negara di dunia setiap tahunnya dan bertujuan meningkatkan kepedulian terhadap penyakit epilepsi dan dampak psikosialnya.

Tema Hari Epilepsi pada tahun ini adalah “Kita Pasti Bisa, Kita Harus Bisa!” dan pada tahun ini juga diperkenalkan maskot Hari Epilepsi, yaitu seekor kuda laut bernama “Campi”.

Sementara itu, berdasarkan data ILAE, angka kejadian epilepsi saat ini adalah sekitar 60 juta orang di mana di negara berkembang prevalensi epilepsi sekitar 3,5-10,7/1.000 orang dengan insiden rata-rata 24-53/100.000 orang pertahun.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Nebby