Adhie M Massardi

Jakarta, Aktual.com – Mantan Juru Bicara Istana Negara era Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie Massardi menyoroti kecepatan pihak kepolisian dalam mengungkap fakta-fakta tentang kebohongan yang dilakukan oleh aktivis Ratna Sarumpaet.

Berbeda dengan banyak aktivis lainnya, Adhie Massardi memang tidak bereaksi ketika mendengar kabar penganiayaan Ratna.

Meskipun dikenal vokal, tapi kordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) itu tak mau buru-buru menyampaikan amarahnya dalam kasus Ratna.

“Sejak awal saya yakin polisi canggih, dan terbukti memang canggih. Polisi bisa mengungkap kasus penganiayaan Ratna,” kata Adhie, Rabu (10/3) malam.

Terungkapnya kebohongan kasus Ratna oleh kepolisian, kata Adhie, membuktikan bahwa korps Bhayangkara bisa mengungkap sebuah kasus dengan cepat.

Dalam kasus Ratna, pihak kepolisian berhasil mendapatkan call data record (CDR), data transaksi perbankan dan cctv rumah sakit di mana Ratna menjalani pengobatan dalam waktu yang relatif singkat.

Adhie memaklumi langkah-langkah yang ditempuh kepolisian. Tapi pelajaran pertama dari kasus Ratna, kata dia, bahwa semua kasus bisa diungkap dengan mudah oleh polisi.

“Nah, jadi pertanyaan kenapa kasus penyiraman penyidik KPK Novel Baswedan hingga kini berlarut-larut. Apakah terlalu rumit atau karena polisi tidak mau mengusut?” sambung dia.

Soal sikap Ratna, Adhie menduga timbul lantaran sikap kepolisian yang selama ini tidak peduli terhadap persekusi dan ancaman yang dialami dan dipersoalkan Ratna.

“Sehingga muncul respons negatif. Dia kecewa dan marah kemudian melakukan itu untuk mencari perhatian. Dan sekarang dijawab sendiri oleh kepolisian bahwa faktanya mereka bisa dengan cepat mengungkap kasus,” papar Adhie.

Meski demikian, kata jurubicara presiden era Pemerintahan Gus Dur ini, kalangan aktivis pergerakan tidak respek dengan perilaku Ratna. Perjuangan yang dilakukan Hariman Siregar, Rizal Ramli dan para aktivis pergerakan lainnya, kata dia, adalah hal-hal nyata untuk kemaslahatan masyarakat, keadilan, kemanusiaan dan hak asasi manusia.

“Dalam konteks Ratna Sarumpaet, (pembelaan) teman-teman pergerakan lebih karena kita sensitif terhadap pelanggaran kemanusiaan. Ini pelajaran keduanya,” terangnya.

“Tapi yang kami perjuangan hal-hal nyata, bukan kebohongan. Kami menentang kebohongan oleh siapapun bahkan oleh teman sendiri. Tentu ada sanksi bagi siapapun yang telah menyimpang dari kaidah pergerakan,” sambung Adhie sembari menutup.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan