Jakarta – Puasa dalam bahasa arab disebut dengan Shaum atau Shiyam. Yaitu merupakan satu bentuk ibadah didalam rukun Islam, adapun puasa wajib yang dilakukan yakni dibulan Ramadan. Para Ulama mendefinisikan bahwa yang dimaksud puasa adalah “Menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan hal-hal lain yang diperintahkan untuk ditinggalkan, sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari”.
Sebagaimana kita tahu bahwa Allah SWT memerintahkan puasa, agar senantiasa kita bertaqwa. Sesuai dengan firman-Nya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”(Al-Baqarah : 183)
“Selain dari ayat Al-Qur’an tersebut, kitapun harus mengetahui apa saja hadis Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan puasa tersebut. Karena disamping Allah SWT menyebutkan bahwa puasa adalah wajib, tentu hadis-hadis Nabawi menjelaskan juga bagaimanakah Rasulullah SAW menjalankan ibadah puasanya khususnya dibulan Ramadhan. Agar kita semua bisa mencontoh hal-hal tersebut,” ucap Ustadzah Tria Farhanah, S.S.I kepada Aktual.com Selasa (14/6)
“Nabi Muhammad SAW mengawali puasa dengan niat, sebab niat merupakan jiwa dari amalan. Setelah mengucapkan niat langkah berikutnya adalah memohon kepada Allah SWT agar niat tersebut di mantapkan. Berbeda dengan puasa sunah semisal puasa Senin-Kamis yang niatnya boleh diniatkan pada pagi ketika hendak berpuasa. Maka puasa wajib di bulan Ramadhan ini niatnya dilakukan pada malam harinya untuk berpuasa esok hari.” sambungnya
“Barangsiapa yang tak berniat sebelum fajar untuk puasa maka tak ada puasa baginya.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Al-Baihaqi)
“Barangsiapa yang tak berniat puasa pada malam hari maka tak ada puasa baginya.” (HR. An-Nasa’I, Al-Baihqi, Ibnu Hazm)
Bila kita melihat hadis Rasulullah SAW yang berbunyi,
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةٌ (متفق عليه)
adalah sebagai penjelasan bahwa Beliau menganjurkan kita agar senantiasa melakukan sahur ketika hendak berpuasa, karena didalamnya terdapat keberkahan. Sebagaimana kita tahu, berpuasa, tidak hanya dilakukan oleh umat Muslim saja, tetapi juga mereka kaum Yahudi dan Nasrani (Ahlul Kitab). Maka sahur inilah, yang membedakan antara kita dengan mereka.
Juga didalam hadis lainnya dikatakan,
وعن سليمان بن عامر الضّبّيّ عن النّبيّ صلّى الله عليه وسلّم قال: إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ فَإِنَّهُ طَهُوْرٌ (رواه الخمسة، وصحّحه ابن خزيمة وابن حبّان والحاكم).
Artinya, “Jika salah seorang diantara kalian akan berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma, kalau tidak ada, maka dengan air karena itu suci.”
“Rasulullah SAW senantiasa berbuka puasa dengan buah kurma. Maka hendaklah kitapun mengikuti sunahnya dengan melakukan hal yang sama. Tetapi bilapun tidak dengan kurma, maka dengan air tidak masalah, karena air adalah suci,” terangnya
Dan tak hanya sampai disana, Rasulullah SAW pun juga mengajakan kepada para sahabat untuk memperbanyak bersedekah dan tadarus Al-Qur’an, sererta memperbanyak istighfar pada malam terakhir Ramadhan. Ada sebuah hadis dari Ibnu Abbas yang berbunyi, “Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan dan lebih besar kedermawanannya pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. Jibril biasanya menemuinya setiap malam Ramadhan, lalu tadarus Al-Qur’an (dengan beliau). Sungguh Rasulullah SAW ketika ditemui Jibril menjadi orang yang lebih murah hati dalam kebaikan sehingga lebih banyak memberi (seperti) tiupan angin.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Saw bersabda, “Pada bulan Ramadhan umatku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan pada seorang Nabi pun sebelumku. Pertama, bila datang setiap awal Ramadhan, Allah SWT melihat mereka. Barangsiapa dilihat Allah SWT, maka selamanya tidak akan disentuh adzab. Kedua, bau mulut mereka pada sore hari disisi Allah SWT lebih harum dari aroma minyak kesturi. Ketiga, para malaikat memohonkan ampunan bagi setiap siang dan malam. Keempat, Allah SWT menyuruh surga-Nya dengan firman-Nya, “Bersiap-siaplah dan hiasilah dirimu untuk hamba-hamba-KU. Kamu telah dekat saat beristirahat dari kelelahan hidup di dunia dan kembali ke tempat-KU dan rahmat-KU.” Kelima, bila telah tiba akhir Ramadhan, Allah SWT mengampuni dosa-dosa mereka semua.” (HR. Ahmad, Baihaqi dan Al-Bazzar)
“Itulah, beberapa hadis Rasulullah SAW, yang berkaitan dengan Shaum atau Puasa, dan anjuran-anjuran yang bisa kita lakukan ketika berpuasa. Semoga kita termasuk umat yang mengamalkan dan menjalankan apa yang menjadi sunahnya.” harapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid