Jakarta, Aktual.com –
Agama Islam sangat memperhatikan urgensitas waktu. Bahkan Waktu dalam perspektif Islam termasuk diantara perkara yang mendapat perhatian besar. Allah Swt dalam banyak ayat seringkali bersumpah dengan menggunakan kalimat-kalimat yang berhubungan dengan waktu.

Nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah banyak menjelaskan tentang keutamaan waktu. Ketika menerangkan tentang nikmat-nikmat yang Allah SWT. tundukkan bagi manusia, waktu termasuk diantara nikmat tersebut. Allah SWT berfirman:

وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ. وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ .
“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. (QS. Ibrahim/ 14: Ayat 33-34).

Allah Swt. berfirman:

وَالْعَصْر ِ  إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ
“Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. (QS.Al-Ashr/ 103: Ayat 1-2)”.

Dalam ayat yang lain Allah Swt. berfirman:

وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى ِ وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى
“Demi malam apabila menutupi cahaya siang, dan siang apabila terang benderang. (QS. Al-Lail/ 21: Ayat 1-2)”.

Dan masih banyak ayat lain dalam al-Qur’an  yang menerangkan tentang pentingnya waktu dan anjuran untuk mempergunakannya dalam rangka ketaatan kepada Allah Swt.

Rasulullah Saw. dalam banyak hadisnya juga berbicara tentang hal tersebut. Dari Mu’adz bin Jabal Ra., Rasulullah Saw bersabda:“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat, sehingga ia ditanya pada empat hal; umurnyauntuk apa saja ia habiskan selama hidup di dunia; masa mudanya bagaimana ia manfaatkan; hartanya terkait dari mana ia peroleh dan ia belanjakan; ilmunya bagaimana ia mengamalkan.”

Dalam hadis lain, Rasulullah Saw. pernah bersabda: “Ada dua kenikmatan yang sering manusia tertipu dengannya (tidak memanfaatkannya); kesehatan dan waktu luang.”

Maka, berlakulah adagium dari Imam Syafi’i yang seringkali kita dengar: “ Waktu itu laksana pedang, apabila engkau tidak memotongnya, maka dialah yang akan memotongmu.”

Ja’far bin Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robi’ah menasehati Sufyan Ats Tsauri:“Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari. Jika satu hari berlalu, maka sebagian dirimu juga akan hilang. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, kemudian hilanglah seluruh dirimu (baca: mati) sedangkan engkau mengetahuinya. Oleh karena itu, beramallah!”.

Rasulullah Saw. dan para Sahabat serta Salafussoleh adalah orang-orang yang sangat memperhatikan konsep pemanfaatan waktu. Bahkan, dalam sejarah orang-orang muslim generasi pertama, kita mengetahui bahwa mereka sangat memperhatikan waktu dibandingkan generasi berikutnya, sehingga mereka mampu menghasilkan sejumlah karya dan ilmu yang bermanfaat sehingga peradaban Islam dapat memiliki jutaan khazanah keilmuan yang mengakar sampai zaman ini.

Islam mengajarkan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, sehingga tidak ada waktu kosong terbuang percuma kecuali dalam menghasilkan karya dan kemanfaatan. Allah Swt. berfirman: “ Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain (QS. Al-Insyirah: 7)”.

Begitu pentingnya memanfaatkan waktu, sehingga para ulama pun mendefinisikan hakikat dari istirahat sebagai sebuah perpindahan dari satu pekerjaan kepada pekerjaan yang lain. Sehingga tidak ada sedikitpun waktu yang akan terbuang sia-sia.

Hasan Al-Bashri pernah berkata: “Janganlah lagi engkau katakan ‘besok’, karena kamu tidak pernah tahu kapan kamu akan kembali kepada Rabbmu”.

Ibnul Qasim mengisahkan:“Aku  pernah mendatangi Imam Malik sebelum waktu fajar.Akutanyakan dua,tiga atau empat masalah dan aku melihatnya dalam suasana lapang. Kemudian aku mendatanginya hampir setiap waktu sahur.Terkadang karena lelah mataku terkatup dan tertidur.Ketika Imam Malik keluar ke masjid aku tidak mengetahuinya.Kemudian aku dibangnkan oleh pembantunya seraya mengatakan: “Gurumu tidak tertidur sepertmu.Padahal usianya kini mencapai empat puluh sembilan tahun. Setahuku ia nyaris tidak shalat kecuali dengan wudhu untuk shalat isya.”

Imam Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam An-Nubala’menyebutkan bahwa Ar-Rabi’ bin Sulaiman berkata, “Imam Syafi’i membagi waktu malamnya menjadi tiga: sepertiga malam pertama untuk menulis, sepertiga malam kedua untuk shalat (malam) dan sepertiga malam terakhir untuk tidur.” Imam Adz-Dzahabi menambahkan:“Tiga aktivitas beliau ini diniatkan untuk ibadah.”

Imam Bukhori tidur diatas tikarnya, bila terlintas di benaknya sebuah masalah, beliau bangun dari tidurnya, mengambil korek api dan menyalakan lampu, kemudian menulis hadis dan memberinya tanda. Ketika beliau menaruh kepalanya untuk tidur, terlintas kembali di hatinya sebuah masalah. Sekali lagi beliau menyalakan lampu kemudian menulis haditsnya dan memberinya tanda. Hal ini beliau lakukan lebih dari 15-20 kali dalam satu malam. Semangat membara ini melahirkan kitab monumentalnya “Shahih Bukhari” yang mejadi rujukan kedua setelah Al-Qur’an, yang ditulis selama 16 tahun. Ibnu Hajar al-‘Asqalani, menulis kitab “Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari” berjumlah 17 jilid selama 29 tahun.

Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama multidispilin ilmu.Karyanya tersebar dalam berbagai disiplin ilmu. Yang paling fenomenal adalah Ihya ‘Ulumuddin sebanyak 4 jilid.

Imam An-Nawawi, seorang ulama yang sangat menakjubkan. Ia wafat pada usia 45 tahun dan belum sempat berumah tangga. Tapi kitab yang ditulisnya beratus ribu halaman. Diantara karyanya yang terkenal adalah Al-Majmu’ Syarah Al-Muhazzab sebanyak  22 Jilid dan Minhajuth thalibin.

Semoga kita dapat mengambil banyak pelajaran dari kesungguhan para ulama terdahulu kita dalam memanfaatkan waktu. Wallahu A’lam

Penulis: Al Akh Mabda Dzikara

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid