Ilustrasi-saling belajar tasawuf

Jakarta, Aktual.com– Tasawuf mempunyai kedudukan yang besar, realitas yang agung, kemanfaatan yang menyeluruh. Tasawuf bagaikan cahaya yang bersinar, buah ranum yang matang, sebagai sarana penyucian jiwa dari kotoran, mengangkat derajat manusia kepada puncak kemenangan. Serta mengantarkannya menuju ridha Allah yang Maha Pengasih.

Akan tetapi, dikalangan sekarang banyak sekali yang menyesatkan dan menyalahkan tasawuf karena tidak berlandaskan dengan al-Quran dan Sunnah. akan tetapi ulama-ulama telah membantah itu semua.

Tasawuf dibangun atas landasan al-Quran dan Sunnah. Imam al-Junaid berkata, “Seperti yang kita ketahui bahwa tasawuf ini bersumber dari al-Quran dan Sunnah.” Ia melanjutkan, “Segala jalan yang menuju ke hadirat Allah adalah tertutup, kecuali mereka yang berpegang teguh pada atsar Rasulullah SAW.”

Imam Jalaluddin al-Mahalli menjelaskan pernyataan Imam al-Junaid sebagai berikut, “Maka sungguh jalan ini terbebas dari segala bid’ah yang berputar sekitar taslim, tafwidh, dan membebaskan hawa nafsu.”

Tasawuf bukanlah jalan yang sama seperti jalan hidup para pendeta, juga tidak sekedar makan dengan makanan yang sederhana seperti gandum ataupun kurma kering. Tetapi itu semua didasarkan kepada kesabaran dalam menjalankan perintah dan yakin terhadap hidayah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا ۖ وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. al-Sajdah: 24)

Dalam kitab Thabaqat al-Kubra Imam Abdul Wahab asy-Sya’rani mengatakan bahwa seorang yang mengaku suluk di jalan Allah SWT haruslah menyelami ilmu syariat, menguasai ilmu mantiq, pemahaman dibalik nash, kekhususan dan keumumannya, nasikh dan Mansukh, serta mendalami ilmu bahasa arab sehingga dengan mudah ia tahu makna kalimat-kalimat yang terkandung di dalamnya.

Dari jawaban-jawaban ulama tersebut, sudah dipastikan bahwa tasawuf berlandaskan kepada al-Quran dan Sunnah. Tidak berlandaskan kepada hal-hal yang syubhat dan jauh dari syariat. Bahkan, Ahli Suluk diharuskan untuk selalu belajar dan tidak meninggalkan syariat islam.

Itulah landasan tasawuf yang diajarkan oleh ulama-ulama Ahlu Sunnah wal Jam’ah.

Waallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra