(ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Di tengah euforia pengambil-alihan blok migas Rokan dari PT Chevron Facific Indonesia (PT CPI) ke PT Pertamina (Persero) serta klaim keberhasilan meningkatkan kepemilikan saham pemerintah pada PT Freeport Indonesia (PTFI) menjadi 51 persen, sektor Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) memiliki masalah yang sangat serius pada aspek peningkatan nilai investasi.

Sebagaimana dipahami, pertumbuhan investasi merupakan komponen penting untuk mendongkrak perekonomian negara. Penanaman modal yang dilakukan akan menjadi mesin penggerak yang mampu menghasilkan multiplier efek, seperti di antaranya penyerapan tenaga kerja, meningkatkan produktifitas serta menghidupkan sarana penunjang. Karenanya tak heran bila investasi menjadi hal yang penting dalam pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

#Realiasi Investasi Sektor ESDM

Sayangnya pada sektor ESDM, pemerintah gagal meningkatkan nilai investasi. Bahkan terlihat sepanjang pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK) nilai investasi sektor Kementerian ESDM mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 nilai investasi sektor ESDM USD 33,5 Miliar, tahun 2015 turun menjadi USD 32,3 Miliar dan tahun selanjutnya tren penurunan tak dapat dicegah hingga hanya mencapai USD 29,7 Miliar.

Kemudian saat kepemimpinan Kementerian ESDM beralih kepada duet Ignasius Jonan dan Arcandra Tahar sejak 14 Oktober 2016, ternyata juga tidak mampu memperbaiki tren penurunan investasi, terbukti realisasi tahun 2017 hanya mampu mencapai USD 27,5 Miliar, turun dari pencapaian tahun sebelumnya.

Baca juga:http://www.aktual.com/sepak-terjang-satu-tahun-jonan-di-kementerian-esdm

Lalu pada semester pertama tahun ini, realiasi investasi baru mencapai USD 9,4 Miliar yang mana terdiri dari sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) USD 0,75 Miliar, Mineral dan Batubara (Minerba) USD 0,79 Miliar, ketenagalistrikan USD 2, 83 Miliar dan sektor Minyak dan Gas Bumi (Migas) memberi kontribusi sebesar USD 5,11 Miliar.

Padahal jika mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian ESDM tahun 2014-2019, diproyeksikan rata-rata investasi setiap tahun di kisaran USD 50 Miliar atau rinciannya yaitu tahun 2015 diharapkan tumbuh menjadi USD 45,5 Miliar, 2016 sebesar USD 51,4 Miliar, 2017 diharapkan USD 57,9 Miliar dan tahun ini diharapkan mencapai USD 61,0 Miliar. Namun dari realisasi yang ada, tak satupun target investasi sebagaimana yang dicanangkan dalam Renstras bisa dicapai oleh pemerintah.

Selanjutnya: Alasan Pemerintah Tak lagi Relevan

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta