Pengunjung menyaksikan sampah sampah bekas kayu yang mencemari pantai Syiah Kuala, Banda Aceh, Selasa (2/1). Sampah bekas kayu bercampur sampah plastik yang hanyut terbawa sungai pasca banjir itu menganggu pengunjung pantai wisata tersebut. ANTARA FOTO/Ampelsa/foc/17.

Jakarta, Aktual.com – Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Arif Satria menjadikan teknologi sebagai solusi pertama dalam mencegah pencemaran laut dari sampah plastik yang mengancam biota laut.

“Solusi pertama teknologi, bagaimana mengembangkan sistem daur ulang yang efektif,” kata Arif, Senin (24/6).

Arif yang tengah melakukan kunjungan kerja di London mengatakan keberadaan plastik di laut mengkhawatirkan karena mengancam biota laut. Hal ini terbukti dari penemuan paus yang terdampar di Wakatobi beberapa waktu lalu, di dalam perutnya terdapat sampah plastik.

“Solusi teknologi yang lain adalah teknologi bioplastik agar bisa terurai,” kata mantan Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB ini.

Lulusan doktoral kebijakan laut dari Kagoshima Univiersity, Jepang, itu mengatakan solusi kedua yang bisa dilakukan yakni mengubah gaya hidup ke arah ramah lingkungan.

Gaya hidup ramah lingkungan menurut dia, yakni menggunakan kantong belanja yang bisa dipakai berkali-kali. Cara ini sudah pernah dilakukan oleh zaman dulu yang setiap belanja selalu membawa tas belanjaan dari rumah.

Artikel ini ditulis oleh: