Ratusan warga pegunungan Kendeng yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) melakukan unjuk rasa di depan Mahkamah Agung (MA), Jakarta, Senin (14/11/2016). Dalam askinya ratusan warga pegunungan kendeng untuk mengawal proses kasasi atas Surat Keputusan Bupati Pati terkait izin lingkungan pendirian pabrik semen PT Sahabat Mulya Sejati (SMS).

Jakarta, Aktual.com – Jenazah Patmi (48), aktivis lingkungan yang berjuang untuk kelestarian Pegunungan Kendeng asal Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang meninggal di Jakarta, dimakamkan Selasa (21/3) malam.

Kedatangan mobil ambulans yang mengangkut jasad Patmi, dari Jakarta, pukul 20.20 WIB, disambut ratusan warga desa setempat yang sejak sore berkumpul di rumah keluarga Patmi di Desa Larangan RT 3 RW 1.

Isak tangis keluarga pecah setelah peti jenazah dibuka anggota keluarga untuk memastikan peti tersebut berisi jenazah Patmi. Sekitar pukul 21.00 WIB, Patmi dimakamkan di pemakaman desa setempat yang berjarak 1 kilometer dari rumah duka.

Sri Utami, anak almarhumah, mengaku tidak ada firasat apa pun atas meninggalnya ibundanya. Awalnya sempat belum bisa merelakan, kemudian siang harinya bisa merelakan kepergiannya karena niatnya ke Jakarta memang berjuang.

Gunretno yang berkesempatan menyampaikan sambutan mengungkapkan, dirinya juga sempat terkejut dengan meninggalnya Patmi, karena selama di Jakarta dirinya juga berada di dekatnya.

“Saya juga ingin menyampaikan bahwa almarhumah di Jakarta dalam kondisi sehat,” ujarnya lagi.

Atas meninggalnya teman seperjuanganya itu, dia kemudian menginformasikannya kepada suaminya. Ia sempat menanyakan keberangkatannya apakah berpamitan atau tidak.

“Suaminya sudah mengizinkan untuk berjuang demi Pegunungan Kendeng,” ujar dia lagi.

Komnas Perempuan juga mendapat kesempatan sambutan yang diwakili Budi Wahyuni menyampaikan selamat jalan untuk almarhumah.

Suparmi, teman almarhumah yang juga ikut demo di Jakarta mengakui, merasa kehilangan atas meninggalnya Patmi.

“Selesai aksi, saya sempat bercanda berdua,” ujarnya pula.

Bahkan, almarhumah pada Selasa dini hari sempat meminta pulang bersama, sebelum akhirnya meninggal dunia. Ia menganggap teman seperjuangannya itu merupakan sosok yang suka membantu temannya.

Keluarga di Kabupaten Pati mengetahui kabar meninggal almarhumah sekitar pukul 04.00 WIB.

Ucapan bela sungkawa lewat karangan bunga datang dari berbagai pihak. Di antaranya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kepala Staf Kepresidenan, Walhi, Komnas Perempuan, YLBHI, Serikat Paguyupan Petani Qaryah Thayyibah serta sejumlah politisi.

Patmi dikabarkan meninggal sekitar pukul 02.55 WIB menjelang sampai di Rumah Sakit St Carolus Salemba, Jakarta. Pihak RS menyatakan bahwa Patmi meninggal mendadak pada pukul 02.55 WIB dengan dugaan serangan jantung. (Ant)

Artikel ini ditulis oleh: