Jaksa Agung HM Prasetyo, ditanya wartawan usai melakukan pertemuan tertutup di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (21/8/2015). Jajaran Pimpinan DPR RI bertemu dengan Jaksa Agung HM Prasetyo guna berkonsultasi soal soal pengaduan yang diterima DPR terkait kasus salah geledah pihak Kejaksaan terhadap PT Victoria Sekuritas beberapa waktu lalu. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

Jakarta, Aktual.com — Jaksa Agung Muhammad Prasetyo meminta agar kesaksian Evy Susanti, tersangka kasus suap hakim PTUN Medan, yang menyebut adanya upaya pengamanan kasus untuk Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho di Kejaksaan Agung agar di lengkapi bukti-bukti.

“Seseorang berbicara harus di ‘back up’ dengan bukti dan fakta. Dia ngomong apa saja boleh tapi harus didukung bukti dan fakta, tidak ada masalah, KPK tahu cara kerjanya,” kata HM Prasetyo di gedung KPK Jakarta, Kamis (15/10).

Dia pun mempersilahkan KPK untuk menelisik ihwal pengaman kasus Bansos yang saat ini tengah ditangani Kejagung. Terlebih, KPK mempunyai cara tersndiri dalam mengorek sebuah kasus yang ditangani itu.

“KPK tahu apa yang harus dilakukan. Siapa pun yang disebut kalau betul ada relevansinya, silakan. Bahkan sejak awal KPK melakukan operasi tangkap tangan, saya bilang usut tuntas sampai siapa yang menjadi aktor intelektualnya,” ujar Prasetyo.

Prasetyo pun seakan tak ambil pusing dengan penyebutan ‘pengamanan kasus’ di Kejagung. Terlebih, dia mengaku mengetahui betul kinerja anak buahnya. “Saya sangat tahu dengan diri saya dan lingkungan saya.”

Apalagi, sambung Prasetyo, perkara dugaan korupsi Bansos yang ditangani Kejaksaan Agung masih dalam proses pendalaman. “Mereka meriksa terus. Saksi-saki diperiksa, alat bukti dikumpulkan. Kalau semua sudah dipenuhi, penetapan tersangka tidak sulit,” kata dia.

Kehati-hatian Kejaksaan Agung menurut Prasetyo terkait dengan ancaman praperadilan yang mungkin diajukan oleh tersangka. “(Kasus) jalan terus. Kita harus hati-hati dalam penetapan tersangka. Kalian-kalian sendiri tahu bagaimana dinamika yang berkembang. Semua terancam mengajukan praperadilan. Kita harus siap betul. Kita harus hati-hati dalam penetepan tersangka. Jadi tidak ada alasan pihak manapun untuk berkata lain,” kata Prasetyo.

Pada sidang 17 September 2015 lalu terungkap pembicaraan antara Evy Susanti dan staf Gatot bernama Mustafa yang mengungkapkan bahwa Gatot ingin agar kasus dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial yang ditangani Kejati Sumut dilimpahkan ke Kejaksaan Agung, karena Kejaksaan Agung dipimpin oleh kader Partai Nasdem H.M Prasetyo.

Pembicaraan pada 1 Juli 2015 terungkap bahwa Evy menyampaikan “Bapak mau jamin amankan supaya itu mau dibawa ke gedung bundar (Kejaksaan Agung), jadi kalau itu udah menang gak akan ada masalah katanya di gedung bundarnya pak gitu” kepada Mustafa.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu